Kamis, 24 November 2011

Live to be Nothing or Dare to be Something

Hujan di Minggu pagi ini tak kunjung reda. Begitu pula flu yang menjangkitiku sejak kemarin. Ah, sialan sekali. Badanku jadi ikut-ikutan lemas. Aku takut proses skripsiku terhambat. Gara-gara skripsi ini aku korbankan tidur malamku sampai-sampai kena flu begini. Namun tak apa, aku ingin skripsik ini memiliki nilai bobot yang meyakinkan para penilai nantinya. “No pain, no gain”. Prinsip inilah yang terus membuatku bangkit terus dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari yang lain. Ya, aku harus mendapat nilai tertinggi.
Suara ketukan pintu memecah lamunanku. Seseorang memberi salam dan segera aku membukakan pintu. Rupanya tamu itu adalah kawanku, Ade.
Ia ingin mengajakku ke suatu tempat. Aku mengutarakan kesibukanku. Namun, karena ia kukuh memaksa terpaksa aku ikut dengannya. Aku langsung bergegas ganti pakaian. Gaya kasual mungkin yang cocok. Entah aku akan dibawa kemana oleh Ade. Pastinya aku tak akan bisa menduga. Dia penuh dengan ide. Ide cemerlang yang kadang tak terpikirkan olehku. Tapi aku yakin dia tak kan berbuat yang buruk.
Aku diboncenginya dengan motor ninja yang katanya ia beli sendiri dari hasil jerih payahnya. Motorku sedang kuperbaiki karena kemarin terjadi kecelakaan kecil dengan ban depan motorku sebagai korbannya. Sebelum sampai ditujuan Ade menghampiri rumah Bimo, Hamzah dan Antok. Ah, entah apa yang akan ia rencanakan. Aku malas untuk berpikir panjang. Selama perjalanan aku hanya tutup mulut, pasrah menanti apa yang nanti akan terjadi.



***


45 menit berlalu. Tiba-tiba motor berhenti. Kusibak jas hujan yang menutupiku dari tadi. Hujan sudah mereda. Kemudian kulihat sekitar. Daerah ini tampak asing bagiku. Suasananya sepi. Hanya pedagang sayur yang melenggang saja yang dapat aku lihat. Becek akibat hujan nampak jelas jarena tanahnya belum sempat diaspal oleh mandor-mador yang suka korupsi. Dihadapanku berdirilah rumah sederhana yang dindingnya dimakan umur. Namun tamannya indah dipenuhi bunga.
“Assalamu’alaikum”, seru Ade ke rumah itu.
Sementara aku masih terbingung-bingung dengan daerah ini ternyata Ade, Bimo dan Antok sudah ada di depan pagar rumah itu. Lalu, aku segera menyusul.
“Wa’alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh”, jawab seorang ibu yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah.
Aku dikejutkan oleh sosok yang aku saksikan. Perasaan kaget, terharu, dan bahagia membaur menjadi satu membentuk suatu simfoni yang menggetarkan lubuk hatiku. Paras wajah ibu ini sudah cukup kuat terpancang dalam memori otakku. Dialah Ibu Halimah, guru SD ku. Yang kuingat guruku ini kerap kusapa Bu Imah. Sudah hampir 16 tahun aku tidak menemui beliau. Tahu alamatnya saja tidak. Peduli apa aku waktu SD. Yang kupikirkan hanyalah bermain. Tak lebih dari itu.
Ia merasa terharu dengan kunjungan kami ini. Entah apa yang pernah kami lakukan waktu SD dulu, sehingga membuat Bu Imah, merasa terharu sekali ketika bertemu denganku. Setelah acara temu kangen di teras rumah kami dipersilakan masuk. Aku melihat sekitar. Sungguh ini yang pertama kalinya aku datang ke rumah bu Imah. Ternyata lokasinya berada di Bantul, Selatan Yogyakarta. Rumahnya tampak begitu sederhana. Tak banyak perabotan yang ada. Hanya kursi dan meja untuk menerima tamu serta beberapa foto lapuk yang terpanjang di dinding bambu rumah Bu Imah. Suasana rumah Bu Imah cukup mewakili betapa susahnya hidup beliau.
Setelah beberapa saat Bu imah datang. Kami disuguhi teh hangat dan beberapa roti kering. Cocok untuk suasana pagi yang mendung dan dingin ini. Kemudian kami berlima duduk dan mulai bercerita. Kami bernostalgia tentang masa-masa SD. Masa dimana beban adalah kawan dan masalah adalah sahabat. Tak ada susah yang ada hanya kebahagiaan. Ah, namanya juga anak-anak. Bahagia sekali rasanya bisa melihat senyuman di pipi guruku lagi. Aku benar-benar harus berterima kasih pada Ade.
Di tengah-tengah pembicaraan, Ade bertanya tentang keadaan anak-anak beliau. ternyata anaknya yang paling bungsu, Radityo sedang mengalami demam. Karena tak mampu untuk membayar biaya dokter, maka Radityo hanya dirawat di rumah dengan kondisi apa adanya.
Hari sudah mulai sore. Kami berpamitan pulang. Diperjalanan pulang Ade menceritakan tentang nasib Bu Imah. Rupanya Bu Imah adalah korban gempa Yogyakarta 2006 silam. Rumahnya luluh lantak. Suaminya meninggal akibat bangunan yang tanpa belas kasih menimpa tubuhnya. Beruntung waktu itu Bu Imah dan dua anaknya masih selamt. Kini ia hidup tanpa tulang punggung keluarga. Hidupnya semakin susah. Radityolah anak sulung Bu Imah yang menggantikan ayahnya untuk membanting tulang untuk mencari sesuap nasi. Ia rela tidak melanjutkan ke jenjang kuliah. Ia lebih memilih untuk bekerja, agar dapat membantu fiannsial keluarga. Bu Imah sendiri menjadi burh cuci. Setiap hari kesana-kemari menawarkan jasanya. Aku merenungi kata-kata Ade sejenak.
“Tenang San, Allah takkan memberikan cobaan yang tak mampu dipikul oleh hambanya. Bu Imah adalah sesosok wanita yang tegar dan tabah”
Diperjalanan air mataku tak berhenti mengalir. Deras tak terbendung. Hatiku sungguh merasa iba. Sungguh betapa tak bersyukurnya diriku selama ini yang sudah sering hidup enak dan perut kenyang. Sedangkan Bu Imah pasti merasa kesulitan dalam menghadapi kehidupannya.

***


Hari Senin, hari yang pastinya penuh dengan aktivitas. Orang-orang sering membenci hari ini karena hari ini selalu sibuk dengan pekerjaan. Mulai dari anak sekolahan hingga pegawai pemerintah banyak yang tak menyukai hari ini. Namun, meskipun kutahu akan banayk tugas yang akan muncul, aku harus tetap semangat targetku IP di atas 3.5. Jadi, aku harus rajin-rajin belajar. Teknik kimia tak hanya menggunakan logika saja namun perlu kerja keras. Kerja keras dengan mental sekuat baja dan ambisi sepanas lahar gunung merapi. Yeah.
Kemarin ia mengutarakan keinginannya untuk membantu Bu Imah. Entah apa yang dia lakukan. Sekarang tampaknya ia tampak sibuk. Ia mengumpulkan anggota-anggota BEM. Tampaknya ia akan menggelar rapat. Dia memang cocok menjadi ketua BEM di kampus kami. Meskipun ia selalu terlihat santai dan supel, jiwa kepemimpinannya tumbuh dengan gagah. Bijaksana, kritis dan pandai berargumen. Ia amat soleh, atak seperti diriku. Ia juga amat berbakti pada ayahnya. Ya, hanya tinggal ayahnya. Sampai sekarang belum berani aku singgung soal ibunya. Aku takut akan membuatnya sedih.

***


Hujan hari ini turun lagi. Tapi untungnya fluku sudah reda. Aku tersenyum mengejek hujan dengan perasaan bangga. Aku sehat sekarang. Hari Sabtu di bulan yang baru, hari yang menyenangkan. Apalagi setelah usai berdiskusi dengan dosen pengampu skripsiku, Pak Hartanto guru kimia terapan.Aku semakin mantap untuk mengadapi sidang, meskipun masih 2 bulan lagi. Tiba-tiba ponselku berdering. Di layarnya muncul nama Ade.
Ia berbicara dengan terburu-buru. Ada sesuatu yang ingin ia tunjukkan di alun-alun Utara Yogyakarta. Sudah kubilang ia sering membuatku penasaran. Aku beranati pakaian dan bergegas pergi. Sekarang dengan motorku sendiri.
Aku benar-benar tercengang atas apa yang aku lihat ini. Alun-alun utara Yogyakarta dipenuhi orang-orang yang memenuhi tenda putih besar berlambangkan Universitas kami. Spanduk yang bertuliskan “Charity for the Poor and the Orphans. From our Heart to Their Heart” membuatku tahu siapa yang berulah membuat acara sebesar ini.
Ade berteriak memanggilku berusaha melawan suara musik dari Band yang sedang beraksi di panggung. Dia melambaikan tangan dan aku membalasnya. Segera aku menuju ke tempatnya berada. Tampak anggota-anggota BEM lain yang sedang berkumpul. Tampaknya malam ini adalah malam yang penting bagi mereka. Yaitu acara pembukaan kegiatan penggalangan amal yang akan dihadiri oleh Walikota Yogyakarta.
Aku benar-benar terkesima dengan apa yang telah diusahakan Ade. Aku sungguh malu. Kadang aku iri padanya yang bisa memiliki jiwa sosial setinggi itu. Acara itu memang benar-benar menunjukkan perjuangannya dalam 1 bulan ini. Dia benar-benar mengurus kegiatan ini dengan serius. Aku lihat di susunan acara banyak terpapar nama Band-band Yogyakarta yang terkenal, selain itu juga terdaftar nama-nama artis dan penulis yang siap mengisi acara penggalangan dana tersebut. Aku salut dengan perjuangannya.
“Hidup kamu tak ada apa-apanya tanpa orang lain. Berusahalah menjadi berguna bagi orang di sekitarmu. Allah menyukai orang yang meringankan beban orang lain. Itulah pesan terakhir Bunda padaku”, ujarnya sambil menyeka air mata.

***


2 minggu sudah sejak acara penggalangan dana berlangsung. Aku penasaran bagaiamana hasil dari kegiatan itu. Aku juga berharap bisa mendapat hasil yang lebih dari cukup. Jadi aku putuskan untuk menanyakan hal itu kepada Ade.
“Alhamdulillah San. Bener-bener lebih dari target kita. Band-band yang manggung gak minta honor banyak-banyak. Para dermawan yang ikut bantu nyumbang banyak juga. Dagangan anak-anak juga laris manis di sana. Alhamdulillah pokoknya”, jelas Ade dengan penuh semangat.
“Alhamdulillah bro, aku juga ikut seneng. Sorry ni gak bisa bantu banyak”, sahutku.
“Alah, santai aja. Lagian ni emang urusan BEM”
“Mau disumbangin kemana aja De?”
“Pokoknya ke seluruh daerah jogja dan sekitarnya. Aku lupa rinciannya. Mira yang bawa. Aku ambil derah Bantul, biar sekalian ke rumah Bu Imah. Mau ikut gak?”
“Oh, jangan ditanya lagi. Sekarang aja aku siap berangkat”.
“Nah, itu yang namanya semangat. Oke, besok aku jemput ke kostmu. Ya, sekitar jam 7 an deh, gimana setuju?”
“Sip bos!”
Esoknya aku sudah siap untuk pergi ke Bantul. Dia bersama dengan beberapa anggota BEM yang lain.
“Yuk kita cabut!”, seru Ade.

***


Setelah keliling Bantul tiba saatnya untuk ke rumah Bu Imah. Kami memisahkan diri dari rombongan. Karena kunjungan ini spesial bagi kami berdua. Sesampainya di depan pagar bambu rumah Bu Imah kami merasa ada yang aneh. Pekarangan rumah Bu Imah seperti tak terurus beberapa minggu. Pintu rumah yang biasanya terbuka sekarang tertutup. Semuanya membisu. Hening bagaikan tak ada kehidupan.
“Assalamu’alaikum”, kami ucapkan salam berkali-kali namun tak ada jawaban. Kami pun mulai lelah. Kami pikir mungkin Bu Imah sedang pergi keluar. Lalu ada penduduk yang menghampiri kami.
“Cari siapa dik?”, tanya seseoarang yang tiba-tiba muncul dibelakangku.
Ternyata Bu Imah memang tidak ada di rumahnya. Menurut pengakuan bapak yang menanyai kami tadi. Bu Imah sudah kembali ke kampung halamannya di Pekalongan. Seminggu yang lalu anaknya, Radityo divonis dokter terkena demam berdarah yang sudah akut. Namun, sudah terlambat, nyawa Radityo tak dapat diselamatkan lagi. sungguh malang nasib yang menimpa keluarga Bu Imah.
Ade tertunduk lesu. Ia sepertinya mendapat goncangan yang begitu dahsyat karena pernyataan tadi. Tubuhnya berguncang hebat. Wajahnya menunjukkan penyesalan yang amat dalam. tiba-tiba air mata keluar dari pelupuk matanya. Ini kali pertamanya aku melihat Ade menangis. Tangisan ini benar-benar tulus dari hati yang tulus tak menyiratkan ego.
Ade masih terdiam. Tak sepatah kata pun keluar darinya. Aku menanyakan alamat rumah Bu Imah di Pekalongan, namun bapak tadi tidak tahu menahu tentang itu. Rasanya baru kemarin aku berjumpa dengan guru SD kebanggaanku. Guru yang sudah kuanggap ibu sendiri. Aku juga ikut sedih. Tak mampu lagi kubendung air mataku. Aku benar-benar sedih. Sudah terlalu lama aku sibuk dengan keegoisanku sendiri, tak memperdulikan nasib orang di sekitar kita. Sungguh keegoisan ini kerap menutupi hatiku.
“Segala sesuatu terjadi sesuai dengan ketentuan dan kehendak-Nya, dan apa yang dikehendaki pasti terjadi. Apa yang manusia miliki hanyalah apa yang Dia kehendaki untuk mereka. Apa yang Dia kehendaki untuk mereka pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak terjadi.”
Aku melihat Ade yang berusaha untuk tersenyum tabah. lalu dia mengajakku untuk pulang. Masih tampak perasaan syok di raut wajah Ade. Angin sore yang dingin ini mengantarkan langkah kami pulang dengan perasaan haru biru.

***


Tiga tahun sudah semenjak kelulusan dari jenjang kuliah.Sungguh perjalanan panjang yang terasa singkat. Setelah lulus dari UGM, aku dan Ade berpisah. Ia memutuskan untuk meneruskan perusahan ayahnya, sedangkan aku melanjutkan untuk meneruskan S-2 ku di Middle East Technical University di Turki. Rasa kangen tiba-tiba mencuat sesaat setelah kutapakkan kakiku di tanah kelahiranku. Ah, rindu rasanya menghirup udara tropis Indonesia setelah berlama-lama beradu musim di tanah orang. Sesegera mungkin aku pulang ke rumahku di Sleman.
Sesampainya di rumah aku peluk erat orang tuaku. Dengan bangga kutunjukkan ijazah S-2 ku pada ibuku. Bahagia rasanya bisa melihat orang tuaku bangga denganku. kemudian aku teringat sesuatu. Bukan sesuatu namun seseorang. Aku ingin mengetahui kabar dari sobatku, Ade. Maka aku segera pamit kepada orang tuaku untuk berkunjung ke rumah Ade. Rumahnya berada tak jauh dari Stasiun Tugu.
Rumah Ade tak banyak berubah. Hanya catnya saja yang dulu berwarna kuning kusam, kini berubah menjadi hijau muda. Tamannya sekarang memiliki berbagai macam bunga yang menarik perhatian mataku. Seperinya ia memiliki tetangga baru di sebelah rumahnya. Seingatku dulu hanya pekarangan kosong yang sering ditanami empon-empon, kini berubah menjadi rumah yang sederhana namun berkesan elite berlantai dua. Ah, entah siapakah tetangganya itu, aku tak begitu peduli. Di depan pagarnya kuucapkan salam. Pada salamku yang kedua, muncullah seseorang. Dan seseorang adalah Bu Imah.
“Masya Allah, Bu Imah. Apa kabar?”, tanyaku penuh dengan tanda tanya karena bukannya Ade yang menyambut, justru Bu Imahlah yang ada.
“Eh Nak Ihsan, alhamdulillah Ibu baik-baik saja”, jawab beliau.
Aku tak menyangka Bu Imah tinggal di sini. Ia tinggal bersama beberapa sanak familinya di rumah yang sebenarnya kutahu adalah milik orang tua Ade. Ibu Imah menjelaskan secara gamblang dan jelas segala pertanyaan yang muncul dari mulutku. Rupanya setahun yang lalu Ade mengunjungi rumah Bu Imah di Pekalongan. Entah darimana ia tahu. Ia menawari Bu Imah untuk tinggal bersamanya di Yogyakarta. Lalu dimana Ade berada? Tak perlu jauh-jauh kucari, sosok yang ingin kucari sudah muncul dihadapanku. Ia rupanya tinggal di sebelah rumah. Rumah yang aku kira milik tetangganya. Sungguh mengejutkan. Kemudian ia memelukku dengan erat. Perasaan bahagia bercampur haru pun menjadi. Ia sudah banyak berubah mulai dari cara berpakaiannya, cara berbicaranya, namun sifatnya tetap bagaikan malaikat.
Ia mengajakku untuk ke rumahnya. kami bernostalgia sebentar menceritakan apa saja yang telah dilakukan selama 5 tahun ini. Sekarang dia adalah businessman muda. Ia melanjutkan usaha bakso dan mie ayam milik ayahnya. Berkat kerja keras dan keuletannya ia dapat mengembangkan usaha kecil ayahnya itu dan dapat mempekerjakan banyak orang. Cabangnya jangan ditanya, tersebar ke seluruh nusantara.
“Benar-benar beruntung aku San. Tanpa pertolongan-Nya mungkin aku sudah jadi sarjana pengangguran. Oh ya maukah kau kutunjukkan sesuatu?”, ujarnya. Ah, dasar Ade selalu membuat orang penasaran.
Setelah berjalan kira-kira 100 meter dari rumah Ade kami tiba di suatu rumah. Rumah besar yang memanjang ke belakang. Tamannya indah suasananya menyenangkan. Anak-anak kecil bermain riang di sana. Meski guratan wajah mereka menunjukkan ketidakadilan hidup, namun disini mereka seolah lupa akan segala masalah yang menjangkiti tubuh mereka. Di sebelah barat rumah itu ada musholla. Tampak beberapa anak dan seorang wanita sedang mengkaji Al Qur’an bersama. Pohon-pohon rindang teduh melindungi kedamaian rumah tersebut. Sungguh keharmonisan yang dapat menyegarkan kembali jiwa yang lelah ini. Aku sudah tahu ulah siapa ini. Di depan rumah ini terdapat plang yang bertuliskan, “Panti Asuhan Darul Ilmi”. Ya, itulah kawanku yang sudah aku kenal dari dulu. Aku bangga bisa berteman dengannya.
“Ingat San, kita hidup tidak sendirian. Karena sudah kodrat Allah kalau kita tak akan bisa hidup sendirian. Buatlah dirimu bahagia dengan membuat orang lain bahagia. Contohlah Sang Lilin. Ia memberikan cahaya harapan untuk benda disekitarnya meskipun ia sendiri lambat laun akan habis meleleh dimakan cahayanya sendiri. Tak pernah mengeluh dan tak mengenal pamrih. Itulah sang Lilin”
Aku banyak belajar padanya. Mengenai banyak hal tentunya. Aku akan coba untuk berbagi dengan orang lain. Membagi ilmu yang kumiliki ini. Sudah kupikirkan apa saja yang kira-kira akan kulakukan nanti ke depan. Kuharap bisa berguna untuk orang lain. Meski mungkin tak sekeras perjuangan Ade, namun aku akan mencobanya dengan sepenuh hati. Sekarang aku bisa membuat kesimpulan dari semua pelajaran yang diberikan Ade padaku.
“Live to be nothing, or dare to be something", apapun yang akan kita pilih akan menentukan jalan kehidupan kita.

SELESAI

Read More......

Kamis, 10 November 2011

Berbagi Ilmu, Fisika

Physics, ilmu yang menurutku Cool punya. Kalem, tak banyak bicara namun setelah dia menampilkan sesuatu, sesuatu itu sangat luar biasa. Itulah gambaranku tentang ilmu ini. Kadang sering kita tak bisa memahami ilmu ini. Aku juga sering demikian. Hanya orang-orang yang bisa nyambung dengannya sajalah yang bisa menerima 'curhat'nya, curhat tentang soal-soalnya tentunya. So, aku ingin berbagi ilmuku yang sedikit ini tentang fisika. Semoga bisa bermanfaat. :)

FISIKA MODERN
Tunggu lagi ya hasil 'curhat'ku dengan fisika lainnya. :)

Teori Partikel Cahaya Light Particle Theory
Atomic Nucleus 1Atomic Nucleus 2
Newtonian vs Einstenian      Theory of Atoms

Read More......

Berbagi Ilmu, Biologi

Organisms
Biologi adalah ilmu alam yang unik. Aku selalu terkagum-kagum dengan ilmu ini. Tapi yah, hafalan itulah kendalaku. Dari ilmu ini aku belajar bayak hal, terutama tentang makhluk ciptaan Allah. Semuanya diulas disini. Mulai dari tubuh kita, Sel kita, cara kerja DNA kita dan banyak lagi. Ah, ilmu ini membuatku makin banyak merenungi penciptaan alam oleh Sang Khalik. So, kawan aku ingin berbagi sedikit ilmuku tentang biologi. Silakan di download, semoga bermanfaat.

Metabolisme complete(ppt)
Cellular Respiration(ppt)

Tunggu updatean selanjutnya. nsya Allah akan ada lagi ilmu yang ingin aku bagi.

Read More......

Senin, 07 November 2011

Tukeran Link

Terima kasih sekali kawan jika kalian benar-benar berniat untuk bertukar link. Jika sobat sudah menaruh banner di blog sobat, InsyaAllah aku akan secepatnya backlink punya sobat. Untuk lebih mengetahuinya, tulis komen saja di bawah. Terima kasih sekali, aku hanya ingin menambah banyak teman dan bisa bertukar pikiran dengan sobat semua. :)
Jika ingin bertukar link, beri Judul Ridho's Life Journal
Salam kenal sobat, semoga dengan saling bertukar banner ini kita semakin akrab. :)

Read More......

Tukeran Banner

Terima kasih sekali kawan jika kalian benar-benar berniat untuk bertukar banner. Jika sobat sudah menaruh banner di blog sobat, InsyaAllah aku akan secepatnya backlink punya sobat. Untuk lebih mengetahuinya, tulis komen saja di bawah. Terima kasih sekali, aku hanya ingin menambah banyak teman dan bisa bertukar pikiran dengan sobat semua. :) Ini banner ku

ridhoanwar


Salam kenal sobat, semoga dengan saling bertukar banner ini kita semakin akrab. :)

Read More......

Sabtu, 05 November 2011

Berbagi Ilmu, Kimia

Chemistry, the Centre of Science. Kimia adalah pusat dari segala ilmu alam. Dalam ilmu fisika, biologi, geology, dan turunannya akan selalu kita jumpai kimia. Tidak usah jauh-jauh dalam kehidupan ini kita selalu mengalami yang namanya proses kimia. Saat kita bernafas, saat kita bergerak, makan, minum, maen game, sampai tidurpun kita melakukan proses kimia. Percaya atau tidak memang begitulah kenyataannya. Jadi menurutku, kimia itu keren. Aku terus berusaha mempelajarinya bung, karena kimia itu amatlah penting dalam kehidupan ini.
Sebagai manusia kita takkan bisa hidup sendiri, pasti buth orang lain untuk berbagi. Jadi, kawan aku ingin membagikan beberapa hal tentang kimia kepada kalian. Karyaku dan teman-temanku. Semoga bisa bermanfaat.

KIMIA UNSUR

Alkali (doc)
Alkali (ppt)
Gas Mulia (doc)
Gas Mulia (ppt)
SEL VOLTA
Sel Volta Komersial
Besar harapanku untuk bisa mengupdate terus dengan hal yang baru, agar bisa kubagi dengan kalian.

Read More......

Miss A holiday

Lama tak pulang ke rumah, pasti rindulah rasanya. Rindu bertemua orang tua, adik, kakak, kakek, nenek dan tetangga di lingkungan rumah. Suasana rumah pastilah membuat kita selalu ingin untuk pulang. Apalagi di rumah bunda biasanya memasakkan makanan-makanan favorit kita. Kita di rumah bisa jalan-jalan. Bebas. Maen komputer, browsing, blogging bisa sepuasnya. Tidur bisa berjam-jam. Nonton film, nonton TV. Makan cemilahn. Ah, aku kangen rumah.
Namun, sekarang tak memang tak seperti dulu.
Kini aku hidup di asrama kawan. Hidup mandiri, itulah yang diperlukan. Sekarang aku tak bisa lagi bermanja-manja dengan Bunda seperti dulu. Atau mengajak ayah untuk jalan-jalan, untuk beli kaset PS baru. Bisa makan bersama di meja makan seperti dulu, kini jarang sekali. Bermain dengan adikku, Sarah, bergurau dengannya, menjahilinya atau membantunya mengerjakan PR adalah hal yang selalu ingin kulakukan. Ah, kini tak seperti dulu lagi. Kesempatanku untuk bertemu mereka hanya pada saat liburan, linur panjang tentunya, karena rumahku dengan asrama cukup jauh. Butuh waktu kira-kira 12 jam naik bus untuk sampai di rumah. Ah, kesempatan itu hanya aku dapat saat liburan Semester atau libur Idul Fitri. Yah, setahun hanya 2-3 kali. Bayangkan rasanya kawan. Bersyukurlah bagi kalian yang masih bisa setiap hari bisa bertemu dengan orang tua dan orang-orang yang kalian cintai. manfaatkan waktu tersebut untuk sebisa mungkin membuat mereka bahagia. Minimal bisa membuat mereka tersenyum senang. Karena waktu takkan bisa dikembalikan kawan. Maka manfaatkan, manfaatkan untuk berbuat baik pada mereka, your lovely people in your life.

Read More......

Selasa, 01 November 2011

Alhamdulillah Kenyang...

Nikmatnya kalo kita makan yang enak apalagi gratis, masih boleh nambah lagi. antap. Yeah, masih terasa kawan kenyang di perut ini. Barusan temanku mentraktir kami sekelas makan mie ayam dalam rangka syukuran atas menang lomba. Padahal dia sendiri tidak iktu menemani kami karena sedang Pelatnas Astronomi di Bandung. Maulana namanya. Meski sering jahil, pandainya bukan main. Bintang saja ia kuasai. Sukses selalu buatnya (biar bisa traktiran terus, hehe). Alhamdulillah, alhamdulillah.
Kegiatan traktir mentraktir ini sudah menjadi kebudayaan di asrama kami. Bagaimana tidak. Bisa hampir setiap minggu ada anggota kelas kami yang ketiban rezeki. Misalnya saja menang lomba atau sedang berulang tahun. Wah, enak sekali bukan. Apalagi waktu puasa. Wih, setiap malam saat berbuka pasti ada-ada saja acara makan-makan di luar. Nikmat kawan ini yang namanya nikmat. Namun, bukan kenyanglah yang terpenting. Bukan makanannya yang banyak dan enaknya lah yang kita cari. Ada hikmah dibalik semua itu kawan. Yaitu ukhuwah. Semakin sering kita berkumpul, semakin eratlah ukhuwah ini. Tahukah kalian apakah itu ukhuwah. Ukhuwah adalah jalinan hubungan antar sesama. Semakin erat, semakin baik. Tidakkah kalian senang jika ukhuwah kita ini baik. Coba bayngkan bagaimana bila tak ada ukhuawh diantara kita? Hidup ini bagaikan penjara. Kita serasa hidup sendirian di bumi ini. Tak ada yang saling mengenal. Semuanya acuh tak acuh. Tak peduli sesama. Tak ada kebaikan, kasih sayang dan rasa cinta. Hambar rasanya, pasti hambar hidup ini.
Aku merasa bersyukur sekali bisa hidup di asrama ini. Entah mengapa, disini aku bisa lebih peduli dengan orang. Lebih mengenal lebih dekat mereka. Bahagia rasanya. Memang sih waktu pertama kali aku tinggal di sini, aku merasa tak betah. Ingin pulang. Pindah sekolah saja. Namun, ada hikmah dibalik semua ini. Meski jauh dari ortu aku tetap memiliki keluarga di sini. Keluarga yang juga bisa menjagaku agar tak liar seperti mereka-mereka di luar sana. Aku bangga sekarang bisa bersekolah di sini. Aku bangga.
Weh, benar-benar, nikmat mie ayam rasa'mbayar' tadi masih terasa sampai sekarang. Dua porsi kawan aku habiskan, dua prosi. Kenyang rasanya, alhamdulillah kenyang. Aku bangga bisa memiliki kawan seperti kalian, khususnya SECTION (Second Generation) ini. Besar harapan agar kita tetap terus kompak dan solid agar traktirannya lebih sering lagi, eh maksudnya tambah semangat menghadapi dunia yang penuh tantangan ini, he3x...
"To the Throne, Through the Thorns"

Read More......

Senin, 31 Oktober 2011

Realization Contrition Rectification Theorem

rumput yang bergoyang
Kawan, apakah disiplin itu penting? Ataukah merepotkan? Coba kalian bayangkan, bagaimana kalau kita seharian diharuskan memakai seragam ketat, dasi naik ke ujung kerah, topi harus dibawa kemana pun, dan jika bertemu orang yang lebih tua (misal kakak kelas dan guru) harus hormat? Merepotkan banget khan? Yap, tapi itu nyata bung. Itu adalah peraturan sekolah sobat saya. Disiplin, militer wannabe, dan tertib. Aku sungguh salut pada mereka yang sekolah di sana. Pertanyaan yang sering terbesit dalam pikiranku adalah, tidakkah mereka muak dengan segala aturan-aturan yang merepotkan itu?
Kalau dibandingkan dengan sekolahku, SBBS dalam masalah kedisiplinan kita belum ada apa-apanya. Enaklah kita, setiap hari kecuali hari Senin dan hari besar saja kita bersekolah memakai kaos polo dan celana biru dengan fantovel. Kita tak perlu pakai topi, dasi dan tetek bengek lain. Yeah enak sekali. kita tak perlu beri hormat pada guru. Karena kita sudah biasa enak dan bebas itulah kadang kita melampaui batas kewajaran. Dan hal itulah yang menjadi tema amanat dari kepala sekolahku pagi ini.
Sungguh, amanat beliau kalau kupikir-pikir ada benarnya juga. Aku merasa amat bersalah bung. Sering aku melanggar tata tertib sekolah. Ah, jika kita diberi toleransi dan kasih sayang dari seseorang sering kita malah membuat orang tersebut kesusahan. Akhir-akhir ini memang kepala sekolahku menjadi lebih tegas dan disiplin. Hal ini, bermaksud agar siswa-siswa SBBS menjadi disiplin. Pada amanat beliau tadi pagi, beliau amat berharap bahwa siswa SBBS tak hanya pandai saja namun juga disiplin dan menghormati guru. Itulah cita-cita beliau bung. Bisa kubayangkan bagaimana SBBS nanti jika ideologi beliau diterapkan pada kami, pasti SBBS akan bertambah keren. He3x...
Anak kecil memang susah diatur. Sebagai contoh saja, anak SMP SBBS masih sering berbuat keramaian. Apalagi jika di asrama, berkoarlah mereka dengan bebas. Seperti anak hutan. Eit, aku tidak menjelek-jelekkan lho. Namun, begitulah kenyataannya. Tidak hanya SMP sih, SMA juga. Sering kami tertawa lepas karena membicarakan hal yang lucu. Berteriak-teriak tal jelas. Nyanyi-nyanyi tak tau aturan padahal suara cempreng. Yah, sama saja. Seharusnya kita bisa memberi contoh pada adik kelas. Ah, aku, seorang yang jarang banyak omong. Paling jika ada obrolan juga ikut nimbrung. Bagaimana aku bisa ingatkan mereka yang mayoritas itu. Padahal aku juga sengak bung melihat tingkah mereka. Kebanyakan sih dari Adik kelas, kalau angkatanku (this is real man!) mendingan lah. Mulut mesti diem kalo ada makanan. He3x...
Semua perlu proses, semua perlu kesadaran. Aku sendiri belum sadar sepenuhnya akan menjaga kedisiplinan diri. Sudah banyak aturan yang aku langgar. Aku tak ingin kalian tahu apa saja itu. Aku merasa menyesal. Tapi menyesal saja tak cukup bukan. Tunjukkan rasa penyesalanmu dengan perbuatan. Perbaiki, perbaiki, perbaiki agar lebih baik. Ketiga unsur tadi (kesadaran, penyesalan dan perbaikan) membentuk suatu siklus bung. Dimana saat kita sadar kita akan menyesal dan segera melakukan perbaikan. Dalam melakukan perbaikan nanti pasti kita akan tersadar sesuatu dan akan menyesal dan segera melakukan perbaikan. Jadi, ketiga elemen tadi tak bisa dipisahkan. Itu teoriku bung. Kunamai realization contrition rectification theorem (RCR theorem). Ha3x.. :D
Tapi itu teori akan berarti sebuah gumpalan kertas tak berguna yang dibuang dan tercampakkan dari dunia apabila tidak di realisasikan. Ingat, tidak direalisasikan. Yeah, aku sering demikian. Aku mempunyai banyak gagasan dalam pikiran untuk merubah diri namun tak pernah kurealisasikan. Jangan dicontoh kawan, lebih baik jangan.
So, mari kawan, bangkit-bangkit! bangun negara kita! Sebagai pembangkit dan perubah bangsa kita harus SEMANGAT!! Jangan kita jadi penerus bangsa, bangsa yang sudah bobrok ini sebaiknya kita ubah, kita ubah menjadi bangsa baru yang pandai, displin dan berbudi pekerti luhur meski berada dalam kejamnya globalisasi. Jika kita muslim, tunjukkan bahwa muslim itu menjunjung tinggi hal-hal tersebut bukan sebaliknya. Betul khan? Yah, aku belajr, kalian juga pasti masih belajar. So, alangkah tidak ada salahnya jika kita belajar bersama-sama. Mempelajari kehidupan ini, untuk merenunginya sehingga timbullah gagasan emas ayng menggerakkan kita untuk BANGKIT, MAJU dan PANTANG MENYERAH dalam berbuat KEBAIKAN, yaitu hal yang lebih utama dari IMAN dan dikenal dengan istilah IHSAN...

Read More......

Minggu, 30 Oktober 2011

Alamku yang Malang...

Hidup ini Allah ciptakan dengan indah. Keindahan itu bisa kita lihat dari alam. Salah satu bentuk kebesaran-Nya. Namun, akhir-akhir ini, alam tampaknya murka. Bencana ada dimana-mana. Tentu itu adalah akibat dari perbuatan manusia, yaitu kita.
Menjaga alam, sepertinya tampak susah, benar bukan? Yeah, aku sendiri begitu. Banyak hal yang kulakukan yang tentu merusak alam ciptaan Allah. Seharusnya kita perlu rajin-rajin bercermin pada diri. Sudah sejauh mana kita berbuat baik. Jadi, bisa kita simpulkan untuk menjaga alam ini, kehidupan ini diperlukan kesadaran dari diri kita sendiri. Kesadaran apa? Yaitu kesadaran untuk merubah diri ini, yang mulanya buruk menjadi baik dan yang sudah baik perlu lebih ditingkatkan lagi kebaikannya. Sungguh indah bukan bila kita bisa melihat keindahan alam ini terus menerus bahkan sampai anak cucu kita bisa menikmatinya pula. Alangkah egoisnya bila kita hanya mencari kepuasan sesaat yang dapat merugikan banyak orang lain. Apakah itu? Misalnya buang sampah sembarangan. Kita merasa dengan demikian rumah kita menjadi bersih, tak ada sampah di dalam rumah. Namun, dampak yang kita timbulkan amat parah, kawan. Ii nyata dan sudah jadi kebiasaan. Aku sering kali melihat fenomena 'bersih-bersih' tersebut di kehidupanku.
Ah, bagaimana Indonesia bisa maju kalau begini terus. Kita sudah sering dibodohi. Tahukah kalian darimana utang negara ini berasal? Salah satunya adalah iming-iming uang dari negara Adidaya sana yang ternyata dibalik itu ada rencana jahat yang sudah mereka rancang sedemikian rupa.
Bagaimanakah itu? Beberapa hari yang lalu Guru Biologiku, Pak Joko abercerita tentang akal bulus Negara Adidaya itu terhadap kita. Suatu saat diadakan rapat anggota negara mengenai keadaan dunia yang semakin parah ini. Terutama masalah pencemaran udara. Hasilnya adalah semua negara diharuskan untuk mengurangi emisi pabrik mereka hingga 60%nya (kalau tidak salah). Semua negara setuju. Namun, ada satu negara yang tidak setuju, bung. Tebak siapa itu. Ya, benar, negara itu adalah USA.
Dengan alih-alih Global warming USA memberi kita tawaran bantuan untuk membiayai penanaman kembali hutan yang gundul, yang istilahnya sudah kita kenal sejak TK, reboisasi. Jadi, dari situ kita bisa menarik kesimpulan jika kita menanam apohon yang banyak maka dunia ini akan selamat. Sebuah pemikiran yang dapat diterima oleh orang awam. Tapi, kenyataannnya bukan itu. Ternyata penyumbang gas oksigen terbesar untuk bumi ini adalah fitoplankton. Teman mungil di dalam laut yang berasal dari Kingdom protista memiliki kemampuan untuk berfotosintesis layak halnya si teman hijau kita, pohon. Aku terus terang juga baru tahu setelah diceritai guruku.
Dan, ternyata USA itu berbuat demikian agar seolah-olah negeri kita lah yang menyebabkan global warming ini, karena telah menggunduli hutan dan untuk menutupi kebejatan mereka yang telah menjadi penyumbang terbesar polusi udara se-dunia. Mereka enggan untuk mengurangi produksi-produksi pabrik. Sungguh egois, itulah cerminan manusia tak beriman.
Nah, dari cerita diatas seharunya kita sadar betapa pentingnya kita menjaga alam ini. Meski nampaknya kecil, misal kita hanya membuang sampah pada tempatnya, hal kecil itu bisa memberi pengaruh yang besar. kawan kecil kita saja, fitoplankton ini meski kecil namun menjadi penyumbang terbesar kandungan 21% gas oksigen dimuka bumi ini. Ingat kawan, hal baik yang kecil bisa menimbulkan hal baik yang besar, namun begitu juga sebaliknya. Coba renungkan kembali makna dua ayat terakhir surat Al Zalzalah ini.
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula".
(QS. al-Zalzalah (99) : 7-8)

Read More......

Novel itu Keren...

Whah, hebat ya kalo bisa bikin novel sendiri. Pasti seru. Akan ada banyak orang yang membicarakannya. Yeah, aku suka novel. Denga membaca novel, wawasanku bertamabh luas. Baik wawasan ilmu pengetahuan, gaya bahasa, sastra, pandangan hidup, dsb. Lalu pertanyaan yang selalu ada dibenakku adalah, "Bagaimana cara penlis bisa menulis novel yang amat tebal, dan enak dan menarik untuk dibaca. Bahkan kebanyakan dari mereka, mampu membuat pembacanya terbawa oleh suasana dan dapat seolah-olah menyaksikan secara langsung kejadian pada novel tersebut. Luar biasa, itulah kata yang ingin kuucapkan pada mereka Sang Penulis novel.
Pastilah rasanya bangga kalau novel yang diciptakan dibaca orang, dikagumi dan akhirnya menjadi best seller. Lebih-lebih lagi jika novel itu di filmkan. Wuihh, rasanya senang sekali. Pasti,itu aku yakin pasti mereka merasakan hal yang demikian. Salut bagi mereka yang telah mampu berbagi kata dan pengalaman pada para pembaca sepertiku. Salut.
Kadang terbesit dibenakku keinginan untuk membuat novel. Namun, selalu saja tak sempat aku salurkan. Entah, mungkin aku terlalu malas dan enggan duduk lama didepan komputer untuk menuangkan pikiran-pikiranku. Ah, harus kuhilangkan pikiran-pikiran negatif itu. Andrea hirata, ahmad fuadi, tere liye, tasaro GK , dan penulis hebat lainnya pasti juga mengalami hal tersebut. Dimana mereka berada pada titik bawah, mungkin saat mereka jenuh. Tapi mereka punya tekad yang kuat dan keinginan. Keinginan untuk berbagi cerita, keinginan untuk berbagi inspirasi, impian, harapan, renungan, penyesalan. Tanpa itu, kita takkan pernah membaca karya-karya mereka yang luar biasa. 4 jempol bagi mereka.
Hal yang besar selalu bermula dari awal yang kecil. Mungkin itulah sebuah kalimat yang pas untuk menjadi motivasi bagiku untuk memulai sesuatu, memulai impian yang besar. Ya sedikit demi sedikit deh. Aku berusaha untuk terus mengupdate blog ini. Masih sepi sih, namanya baru awal. Aku selalu sering terburu-buru. Ingin instannya. Tak mau berusaha. Tapi aku ubah itu. Aku tersadar semua itu diperlukan kerja keras dan jalan yang panjang untuk meraih puncak, meraih impian. Terima kasih bagi penulis-penulis yang telah memberiku semangat menjalani kehidupan ini. Terima kasih.
"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu" (Arai-Laskar Pelangi)

Read More......

Kamis, 27 Oktober 2011

Ah, pusing sekali...

Entah kenapa, mungkin gara-gara tugas kali ya, aku akhir-akhir ini ngrasa pusing. Yeah, begitulah, namanya udah kelas 3, gak bisa santai-santai kayak dulu lagi. Selain tugas yang banyak, UN dan SNMPTN juga sudah di depan mata. Materi yang perlu dipelajari tentu bnyak, bukan? Pasti, karena materi dari kelas 1 sampe kelas 3 ni kudu, dan wajib hukumnya untuk dipelajari. Ya, agak sedikit stress juga sih.
Lalu, apa yang harus aku lakukan? Setelah kurenungi lagi, mungkin yang membuatku tertekan adalah teman-temanku. Mengapa demikian? Maksudku adalah, aku selalu melihat teman-temanku telah jauh berlari di depanku. Aku masih saja bergerak amat lambat. Dan rasanya berat sekali untuk melangkahan kaki ini. Aku semakin tertinggal dari mereka. Jauh dan semakin jauh. Ah, apakah ini yang namnaya iri? Itulah penyakit hati yang sering aku curhatkan kepada Allah. Mengapa sulit sekali hilang.
Aku berusaha renungi dan introspeksi diri lagi. Mereka bisa karena berusaha. Yah mungkin juga dengan sedikit bakat Bakat alam. Namun, jarang kulihat usaha-usaha mereka. Lantas mengapa mereka bisa pandai dan bisa? Aku coba renungi lagi. Pastinya, sebagai manusia kita tak akan bisa selalu memerhatikan apa yang mereka kerjakan. Entah belajar atau bagaimana. Dan aku sering membuat paradigma bahwa teman-temanku bisa padahal mereka tampak tak rajin belajar. Padahal mungkin tidak demikian. Mereka pasti, bekerja keras belajar, dan tekun. Aku saja yang tidak lihat. Akusaja yang terlalu sering terlena dengan kegemaranku yang menghabis-habiskan waktu. Padahal teman-temanku terus berlari. Yah, itulah salahku.
Aku, sudah sering sekali menunda-nunda waktu. Seperti waktu mengerjakan tugas, waktu belajar untuk ulangan dan waktu lainnya. Ah, sebuah kebiasaan buruk yang agak susah aku hilangkan. Oke, mulai sekarang aku bertekad untuk terus semangat menjalani kelas 12 ini. Insya Allah. Bunda dan Ayahku juga terus mensupportku untuk terus bangkit dan semangat. Beliau berdua sudah dengan susah payah mensekolahkanku apalagi di sekolah super ini, SBBS. Teganya diriku jika menyerah begitu saja di tengah pertarungan akhir, di masa SMA ini. Pastilah mereka akan kecewa. Dengan semangat '45, aku tekadkan, untuk terus dan terus semangat hadapi UN, SNMPTN, SAT, dunia kuliah, dunia kerja, dan kehidupan ini... Dengan mengucap bismillah tentunya. Aku ingat pesan dar pak Imam, guru agamaku, sebuah ungkapan dari Kaum Sunni, The Silent Minority of Moslem, yang berbunya, "Manusia boleh berusaha, namun Allah lah yang menentukan hasilnya". Jadi, aku harus tetap terus berusaha, sekuat tenaga, dan hasilnya, tentu Allah azza wa jalla lebih mengetahui, mana yang terbaik untuk diri kita...

Read More......

Minggu, 23 Oktober 2011

Very "Nice" Trip

Minggu, 15 Oktober 2011, Jogjakarta-13.30
Aku akhirnya sampai di stasiun Lempuyangan. Awalnya aku hendak naik becak, tapi ternyata pakdheku mau mengantarku. Jadi, waktu dan tenagaku bia kuhemat. Dan ternyata dugaanku salah.
Setelah beli tiket Prameks jurusan Yogya-Solo, aku segera menunggu. Cukup sebentar, kereta akan datang pukul 13.44, dan sekarang sudah pukul 13.30. Aku isi waktu itu dengan membaca buku yang aku beli tadi dari Shopping Centre. "Menatap Punggung Muhammad", itulah judulnya. Buku ini membuatku terpana. Cukup seru dan membuatku tenggelam dalam kalimat-kalimatnya.
Setelah pukul 13.44, diumumkan bahwa Prameks akan datang. Aku tak begitu menghiraukan penjelasan selanjutnya. Jadi, aku pikir itu adalah prameks yang akan membawaku ke Solo.
Di dalam kereta, aku santai saja tak ada pikiran apapun tentang kereta ini. Aku melanjutkan membaca. Di tengah jalan aku baru teringat sesuatu, ternyata arah kereta ini berlawanan dengan arah ke Solo. Aku mencoba meredam pikiran itu, karena aku pikir itu hanya prasangku saja. Tapi ternyata prasangkaku benar.
Ketika kondektur mengecek semua karcis, aku melihat bapak di sebelahku memiliki karcis yang berbeda denganku. Daerah tujuannya bukan solo_balapan tapi Kutoharjo. Habislah diriku. Ketika kondektur menyuruhku untuk menunjukkan ticket, aku langsung keringet dingin dan deg2an bukan maen. Pikirku, aku akan ditangkap dan dilemparkan keluar kereta. Berguling2 di tanah dan darah mengucur dari kepala seperti yang di film2. Ah, film hanyalah film. Sang kondektur hanya menanyakan, "Masnya mau turun dimana". "Solo balapan, salah kereta ya pak?", jawabku dengan gugup. "Iya mas, ya dah nanti mas turun di Wates aja, balik lagi ke Jogja", tutur beliau. "Beli ticket lagi?", tanyaku. "Lha, iya mas. Ticket ini dah gak berlaku lagi". Berita buruk, artinya aku harus mengeluarkan 10rb lagi untuk kembali. Habis sudah uang sakuku. Aku berusaha tetap cool dan tenang. He2x..
Dengan lunglai, aku turun dari kereta. Tak kusangka, aku salah kereta. Ah, memang sudah nasib. Dan hal pertama yang akan aku lakukan adalah menuju ke loket, beli karcis lagi. Sebenarnya enggan aku membeli tiket lagi, tapi mau bagaimana lagi. Ini adalah hasil kecerobohanku.
Di loket langsung aku minta tiket jurusan ke solo. Dan ternya, harganya lebih mahal...2 kali lipat. Jederrrr... Bagi petir di siang bolong, aku kaget bukan maen. Bukan 10rb yang harus aku keluarkan, ternyata 20rb lah yang aku keluarkan. Aduhhh...pusing kepalaku.
Ah, aku benar2 menyesal, mengapa tadi aku gak konsen. Penyesalan selalu datang terakhir. Benar khan kawan?
Ya sudah, mau bagaimana lagi. Sekarang pukul 14.15 dan jadwal kedatangan kereta adalah pukul 15.45. Cukup lama bagiku yang terburu-buru ke asrama. Dan di tiket tercantum, arrival datenya adalah 17.59. Mutlak sudah ketelatanku, karena absen di asrama akan dimulai pukul 17.00. Tak mungkin aku sampai sebelum itu. Pasrah sudah, mau bagaimana lagi.
Kemudian aku duduk di musholla stasiun. Aku sendirian,termenung sebentar meratapi nasib, melihat sekitar, menghirup udara Wates yang cukup segar, suasananya amat lengang. Penumpang yang menunggu di stasiun cukup sedikit. Lalu memutuskan untuk melanjutkan membaca novel yang tadi aku baca. Ah, sambil menunggu, daripada tak melakukan apapun.
Tiba2, ketenangan bacaku terusik oleh sepasang kekasih, entahlah mereka sudah menikah atau belum, yang datang ke musholla. Mereka berbincang, cukup mengganggu konsentrasiku. Ah, kuingatkan juga sungkan. Jadi, aku pergi saja dulu sementara. Kebetulan adzan asar dikumandangkan. Kemudian aku mencari masjid di sekitar untuk sholat berjamaah. Untuk menenangkan diri, mengadu pada Yang Kuasa. Memohon kelancaran perjalanan pulang ke asrama.
Setelah aku kembali ke musholla di stasiun, ternyata pasangan gak jelas tadi sudah pergi, hanya ada bapak2 yang sholat asar di sana. So, aku melanjutkan lagi membacanya. Novel ini benar2 ingin sekali aku selesaikan.
Alhamdulillah, kereta yang aku tunggu datang juga. Setelah sekian lama menunggu, datang sudah harapan untuk kembali pulang. Dengan senang hati dan yakin aku masuk ke gerbong. Di dalam gerbong aku tak mendapat tempat duduk kawan. Jadi, nggleparlah aku di lantai. Bersila, dan masih melanjutkan baca novel. Seru sekali.
Dan setelah 30 menit berlalu Prameks ini tiba kembali di lempuyangan. Aku jadi malu rasanya, mengapa aku bisa salah kereta padahal sudah jelas benar kalau Prameks jurusan solo balapan itu menuju ke Timur. Ah, sudahlah.
Penumpangpun masuk. Tambah pengap pastinya. aku tak bisa lagi duduk bersila di lantai. Kalau aku duduk, rasanya tambah pengap, panas, bisa2 aku dehidrasi. Aku melihat penumpang yang masuk. Ada yang bawa barang bawaan banyak, bawa anak2 mereka, ada yang pulang dari kuliah dsb. Dan ternyata aku bertemu shohibku. Tak kusangka, Sungguh sebuah kebetulan yang sudah diskenariokan oleh Tuhan. Mereka adalah Ugga dan Humam, kawan satu angakatan di SBBS. Lega rasanya, ada kawan untuk terlambat. :) Langsung saja aku menyapa mereka, berbincang, menceritakan kecerobohanku, dan alasan keterlambatan mereka, seru sekali rasanya ada teman berbincang.
Alhamdulillah, akhirnya dengan muka lusuh kami tiba di stasiun solo balapan pukul 17.45. Langsung kita tanyakan sopir Bus RELA, bus yang akan kita naiki, kapan bus ini akan berangkat. Ternyata bus akan berangkat pukul 18.45. Ah, menunggu lagi. Ini berarti akan semakin malam kami tiba di asrama. Apa boleh buat.
Waktu sholat magrib tiba. Dan kami putuskan untuk sholat dulu di sana. Ah, tenang kembali rasanya. Setelah sholat, rasa lapar yang amat sangat datang menjalar. Apalagi mereka berdua belum makan nasi seharian. Kasihan sekali mereka. Akhirnya kita putuskan untuk ngangkring di luar terminal. Sekalian "ngrakit", maksudnya bikin roti tawar selai susu yang dibawa Ugga. Entah istilah darimana itu, muncul sendiri.
Kami pesan susu jahe untuk penghangat tubuh ini. Eh, ternyata sopir bus yang kita temui juga sedang berada di angkringan tersebut. "Sante mas, montore isih nang njero, isih suwe, rene ngombe2 sik, gen anget", katanya kepada kami. Ah, susu jahe malam itu terasa amat nikmat. Ditambah lagi dengan "rakitan" kita, sip maknyosss.
"Arep nyang ndhi to mas?", tanya sopir tadi.
"Pulang ke gemolong", jawabku.
"Sekolah tho?"
"Nggih Pak, teng SBBS, sekolah asrama."
"Oh lha sekolah SBI kae tho, Internasional iyo?"
(berpikir sejenak)"Ngg..nggih pak, kula nang SMA ne"
"Oalah jan kono kae ki sekolah wong pinter2"
(aku menoleh ke humam dan ugga, mereka merenges)
(aku diem)
"Mbayare piro kuwi?"
"E..1,3 perbulan pak"
"Weleh2 larang tenan yo, kuwi sekolah yayasan yo?"
"Mboten Pak, kerjasama samna pemerintah Pak"
"Oh, sing diresmikke karo Mega kae tho?"
(aku diem lagi)
"Sama Pak Untung Pak"
"Alah Untung kae opoo~" (ujarnya sinis)
(aku senyum)
"Yo sip lah ndang sianu sing pinter"
"Nggih suwun Pak"
"Aku disekolahke pinter2, eh malah dadi sopir bus"
(aku senyum, bapaknya malah curhat. He3x)
Setelah itu hujan deras. Begitu tiba-tiba. Akhirnyapun mau tidak mau kita harus menunggu. Dan juga sopirnya. Akibatnya, perjalanan pulang kami harus terundur lagi. Ah, semakin malam saja rasanya.
Bau hujan membuatku menjadi segar. Meski muka sudah kusut dan lusuh tetapi setelah menikmati aroma hujan dan udara yang segar ini membuatku melupakan sejenak masalah yang sedang aku hadapi. Lega.
Setelah reda, kira2 sekitar pukul 7, sopir bus yang tadi juga duduk di angkringan beranjak. Namun,kita juga harus menunggu beberapa lama. Entah apa yang dilakukan sopir bus itu. Pokoknya kami harus menunggu dirinya lagi. Ah, sudahlah sabar saja.
10 menit lagi kita sudah menunggu, akhirnya ia datang juga. "Masuk mas!", serunya. "Ah, kenapa nggak dari tadi,sih? Ngapain juga? Cari penumpang? Orang sudah gak da siapa-siapa lagi kecuali kita", ujarku dalam hati.
Ah, semakin lusuh saja diriku. Setelah duduk di kursi bus, yang tampak telah melalui kerasnya kehidupan, Ugga dan Humam langsung terlelap tidur. Aku? Entah mengapa sebenarnya aku mengantuk, tapi masih ada saja hal yang aku pikirkan. Aku mengingat kembali perjalan tadi. Aku tersenyum-senyum sendiri. Tertawa kecil. Dan berusaha mencari hikmah dari perjalanan ini. Bersyukurlah aku tidak pulang ke asrama malam-malam sendirian. Entah bagaimana jadinya kalau aku sendirian saja tadi. Mungkin sudah seperti orang hilang saja. Allah Ya Rahman Ya Rahim. Mungkin perjalan tadi adalah cobaan dari-Nya. Yeah, pasti Dia telah merencanakannya. Aku senang.
Alhamdulillah, lampu asrama terlihat sudah. Meski dari kejauhan. Kami menyusuri lapangan bola. Gelap. Dingin. Capek. Segera kita ke kantin. Berharap masih ada sisa makanan sore tadi. Dan ternyata ada.
Kita makan sepuasnya. Nikmat rasanya. Ini pengalaman pertamaku datang ke asrama malam-malam dari luar kota. Hebat. Tiba-tiba pembina asramaku, Feri Abi, datang. Aku sudah pasrah akan diapakan saja. Beliau menanyakan alasan keterlambatan kami ke asrama. Aku jelaskan secara garis besar. Runtut. Mulai dari salah kereta sampai hujan di Solo tadi. Alhamdulillah beliau pengertian dan memaklumi kami. Kami meneruskan makan. Lapar sekali rasanya.
Setelah mandi, kami sholat Isya. Lalu tidur. Akumasih saja mengingat-ingat perjalanan tadi. Tersenyum-senyum sendiri menyadari betapa cerobohnya aku dan berjanji takkan seperti itu lain kali. Hari ini lebih melelahkan daripada hari Selasa yang pernah aku ceritakan kepada kalian. Ya, sudahlah...
Selamat tidur, kawan. -_-

Read More......

Take a nap is my favourite time!

Siapa sih yang gak suka tidur siang? Semua pasti suka. Mingkin hanya beberapa orang yang workholic saja yang gak suka tidur siang. Konon, tidur siang itu meningkatkan daya kerja otak dan tubuh. Sudah diteliti lho. Di sebuah kota, dimana gitu, ada sebuah pabrik yang mengizinkan para pekerjanya tidur siang 20 menit, kalo gak salah. Dan ternyata kinerja mereka justru meningkat. Barang-barangyang diproduksi meningkat. Nah, benar khan, kalo tidur siang itu berguna. Nah, itulah masalahku,
kawan, tidur siang adalah hal yanglangka. Di asrama ini, rasanya waktu luang pun susah untuk kugunakan istirahat.Pasti ada yang ingin aku kerjakan. Macam-macamlah pokoknya. Senang rasanya kalau liburan tiba. Aku jadi bisa tidur siang setiap hari.
lalu bagaimana solusinya? Jika ada yang bisa menjawab mohon masukannya. Aku belum tau caranya. Yah, paling2 seminggu kemungkian tidur siang hanya 3 kali. Jum'at, Sabtu dan Minggu. tapi kadang tak kumanfaatkan dengan baik. Bahkan saat menulis ini saja,aku sedang menghabiskan waktu tidur siangku yang berharga. Oke kalau begitu kawan, aku benar-benar ingin tidur siang dulu.
Selamat Tidur Siang kawan!

Read More......

Sabtu, 15 Oktober 2011

Yogyakarta Tonight

Malioboro
Whew, alhamdulillah, ujian mid semester dah slese. Ya, belum bisa seneng2 juga sih. 2 minggu kita bergelut dengan buku dan 'kisi-kisi' akhirnya pada hari ini, aku memutuskan untuk rehat sejenak. Jalan-jalan ke Yogyakarta.
Rasanya dah lama gak ke jogja, terakhir mungkin 2 bulan yang lalu. Disini ada rumah nenek kakek (alhamdulillah masih sehat)dimana adalah tempat aku menginap kalau berkunjung ke jogja. Aku blm tau bener sudut2 kota jogja, jadi kalo ke jogja paling2 jalan2 aja ke malioboro. Bosen sih, habis dari dulu kesana melulu.
Kenalan di jogja ada tapi, gak da kendaraan yang bisa dipake buat keliling. So, aku jarang bisa keliling2. Kayaknya banyak sudut2 kota jogja yang menyenangkan. Entahlah, aku cuma mengira-ngira.Dulu pernah aku coba pake motor bulik, kebetulan ditinggal di rumah nenekku, buat keliling. Tujuannya cari bioskop.
Pertama aku coba ngasal jalan, eh malah nyasar. Udah gitu, jalur satu arah aku trabas aja. Untung gak da polisi. Aku juga sempet mampir ke UGM. ya cuma numpang sholat dhuha di masjid (gedhe lho masjidnya, adem lagi) sama liat2 gedung kampus. Sebenere ada satpamnya sih waktu aku masik ke kawasan UGM, mungkin aku gak ditanyain apa2 gara2 dikira mahasiswa sana. Ya untung deh.
Setelah berjam2 aku cari bioskop gak ketemu2(akhir2 ini aku baru tau kalo ada bioskop 21 di jalan SOLO, deket gramed) aku nekat ke AMPLAZ. Jauh juga sih, tapi aku akhirnya bisa nonton film "SHAOLIN" ya lumayan deh perjuangan gak sia2.
Eh, sampe rumah ternyata dah mau magrib, ya aku putusin aja nginep di rumah bulikkku di CONDONG CATUR. Daripada kemaleman. Ya besoknya aku balik.
Sekarang aku dah gak bisa kayak gitu lagi. Lha motornya dah kembali pada empunya. Y gapapa deh, on walk aja khan more healthy. Besok, InsyaAllah kalo gak da halangan, aku pengen ke Shopping centre, book hunter..semoga dapet buku bagus, murah dan bermutu. Aamiin.

Read More......

Sabtu, 08 Oktober 2011

Saturday Night in Dormitory

Biasanya kalo malem minggu mesti identik dengan yang namanya nge-date, jalan2 ke alun2, nongkrong bareng temen, kongkow2 gak jelas, dsb. Disini boro2 bisa jalan2 ke alun2, keluar aje kagak boleh. Yah itulah asrama. Tapi kalo dipikir2 banyak juga positifnya.
Kawan, ijinkanlah aku bercerita, tentang bagaimana kehidupan asrama di malem minggu, khususnya untuk asrama SBBSku tercinta.
Seusai sholat bisanya kami langsung etut, tapi untuk malam minggu, hal itu tak berlaku. Kita bebas mau apa saja. Lari keliling lapangan pake tangan sambil salto2 juga boleh, asal...satu, gak boleh keluar lingkungan asrama. Biasanya yang jadi top rate acvtivitynya sih watching movie di kelas. Filmnya baru2 juga. Disini banyak para ahli cari film...bajakan. He2. Kedua bisanya maen futsal di GOR, ni juga asyik, tapi konsekuensinya, kalo kita mandi habis maen bola, aernya dingin bukan maen. Pernah aku maen bola, mandi, semaleman aku menggigil kedinginan. Ketiga, doing "something" in Computer Lab. Apakah something itu? Ya paling2 maen DOTA, CS, Facebookan sama browsing kalo internetnya jalan, dan macem2 lah. Keempat biasanya kegiatan tidur yang kondusif, karena di asrama sepi, orang2nya pada sibuk aktivtasnya masing2, jadi kalo mau tidur cepet mantep banget. Kelima, ngobrolin macem2 hal. Macem2 lah. He3x. Keenem, biasanya kalo abi (baca: kakak yang ngurus kita di asrama) sedang berbaik hati, kita bisa makan2 diluar kalo gak pesen, trus makan di asrama. Wenak tenan. Yang ketujuh, dan ini adalah golongan yang paling mulia dan mesti kalo melakukan kegiatan ini, kalian mikir 2 kali atau lebih. Apa itu? Yap benar, BELAJAR.
Golongan ke 7 ini biasanya cuma dikit dan jarang, habisnya banyak beralasan kalo malem minggu itu enaknya istirahat, refesing dan sebagainya. Tapi ada juga temen2ku yang gak peduliin hal itu. Mereka adalah orang2 yang sudah berkerabat dekat dengan yang namanya buku. Aku salut pada mereka.
Itulah sedikit aktivity yang bisa aku sampein kepada kalian, sebenernya masih ada 1001 macem aktivitas (ya gak segitunya juga sih) yang ada di asrama.Kalo aku sih, masuk dalam golongan "Kadang-kadang", kadang belajar, kadang maen bola, kadang ke lab komp, kadang gak ngapa2in, kadang tidur, kadang begadang, kadang ngobrol, kalo ada yang punya hajat kadang makan2,dan kadang2 lainnya.

Read More......

Phobia makanan pedas??

Ah, enggak begitu juga kali. Aku justru suka makanan pedas. Yeah, mungkin sifat genotip yang menurun dari ibuku. Tapi, masalahnya, perutku sensitif banget. Baru makan sedikit aja, udah bergejolak. Apalagi kalo makanan itu pedes. Arghh, bakal gak konsen pas lagi sholat. Gak enak banget pokoknya.
Mungkin ini adalah cobaan bagiku. Yang namanya nafsu itu keras kepala dan susah kompromi. Kalau si Nafsu lagi mau itu ya itu. Kudu dituruti. Kayak anak kecil khan, kalo gak dituruti ngambek ngrengek2, ato ngrayu2 biar kemauannya diturutin. Yah, itulah nafsu. Aku selalu gak bisa nahan buat makan sambel yang banyak. Padahal aku sudah tau kalo itu gak baek buat perutku. Gak cuman perutku yang terganggu, ternyata hal itu berpengaruh pada semua aktivitas kehidupanku. Gara2 perut mules, aku gak konsen sholat, pas lagi belajar bawaannya pengen ke "belakang" mlulu, dikit2 mules, dikit2 mules, mules kok dikit2 (elhoh?).
Tapi kawanku, ternyata Allah sudah memberi cara untuk mengendalikan hal itu. Coba tebak apa? Yak benar, PUASA lah jawabannya. Tapi beneran lho. Puasa ngasih banyak dampak positif ke tubuh. Contohnya aku.
Waktu puasa sunah Senin-Kamis, perutku yang sering rewel bin bawel jadi kalem bin pendiem. Aman...terkendali~ Gak ada gejolak. Whaha, senang rasanya. Ngapa2in enak, mau sholat, alhamdulillah jadi lebih khusyuk. Mau belajar jadi lebih kosen. Mau apa aja juga oke. Sip banget dah pokoknya. Kalo aku bandingin porsi belajarku pas puasa sama gak puasa di asrama, ternyata, porsi elajarku lebih banyak waktu aku puasa. Lha kok bisa? Habis kalo lagi puasa, aku jadi gak kepikiran makan, aku jadi gak nongkrong di kantin sekolah. Kalo habis makan bwaannya juga ngantuk, jadi gak konsen. Kalo lagi puasa mata jadi melek, gara2 liat jam terus. "Kapan nh bukanya?". He3x cuma bercanda.
So, kawanku, ijinkan aku menarik kesimpulan, bahwasanya puasa itu banyak manfaatnya InsyaAllah. Baca2 aja artikel tentang manfaat puasa kalo ga percaya. Toh, bagi kita kaum muslimin yang InsyaAllah dirahmati Allah puasa adalah suatu bentuk upaya pengendalian hawa nafsu kita. Sbenernya kalu ditinjiau dari hakikatnya, puasa itu gak cuman nahan hawa nafsu makan minum doang, tapi juga nafsu untuk beruat keburukan. Yah , kalian bisa renungkan sendiri.
Untuk bisa kita perlu biasakan. Agar terbiasa maka ayo kita lakukan dengan niat yang tulus dan mengharap ridho Allah SWT. :)

Read More......

Rabu, 05 Oktober 2011

What a Tiring Day...

Hari Senin hari yang paling melelahkan? Siapa bilang? Bagi kami anak kelas 12 SBBS, hari Selasalah hari yang paling melelahkan. Mau tau kenapa? Begini Ceritanya.
Mid Term baru saja di mulai. Seperti biasanya diawali dengan mapel IPS (ex: Sejarah, Seni, dsb). Biasanya di SMA biasa habis mid langsung pulang khan? Kami tidak. Seusai mid kita masih harus ikut pelajaran. Dan jam sekolahnya gak dipotong sama sekali. Full time. Yang biasanya kami pulang jam 3 jadi pulang jam 15.40!!! Whew. Bukan itu saja. Kebetulan les diadakan hari selasa jam 1/2 4. So, belum sempet ke asrama ganti baju, habis sholat kami langsung les. Dan lesnya sampe jam 1/2 6.
Gara2 hal itu, kami segenap angkatan 2 (baca: Section) kompakan untuk ttep make baju seragam sampe sholat isya. Ya agaknya ada aksi protes yang tersirat. Habis mau gimana lagi. Sekolah harusnya ngasih kompensasi waktu ding buat kita. Toh, kita bukan robot, yang harus blajar mlulu. Perlulah kita istirahat. Bisa stress nanti. Hayo lho.
Yah, tapi biasa diambil hikmahnya deh. Ini mungkin belum seberapa cobaannya. Pasti ada yng lebih hebat lagi. Ya, berlatih sabar itu perlu dan sebuah kebutuhan.Tapi kita bener2 perlu istirahat.
Dan akhirnya kita etut (baca: belajar malam mandiri) cuma 1 jam saja. Ya untung direktur asramaku bisa toleran. Aku bener2 tidu nyenyak malem itu. He3x..

Read More......

Senin, 03 Oktober 2011

Together We Fight!

Ulangan mendadak!!!!!!!!! Huft3x... Tenang2 jangan panik. Kalau panik kacau semuanya. Pernahkah kalian mendapat ulangan mendadak. Memang merupakan musibah bagi yang tak pernah mempersiapkannya, yaitu mereka yang hanya belajar saat ada ulangan saja(aku juga gitu sih, he3x) Whew, tapi untunglah ulngan mendadak ini adalah Komputer.
Ujian mid komputer ternyata diadakan hari ini, pertama aku kaget juga (Habis, waktu dikasih tugas bisanya kopas mlulu, he3x)tapi aku berusaha tenang dan mengingat kembali apa yang telah diajarkan. Akhirnya jadi juga. Sip deh, berjalan dengan sukses, alhamdulillah. Maka kawanku, setelah banyak pengalaman belajar SKS yang kualami 100% berhasil....membuat kepalaku mau pecah. Ha3x... kalo dah SKS panik deh, besok ulangan padahal ada 6 BAB yang perlu kita plajari. Dan kita belum mempelajari BAB2 itu. Bahkan buka bukunya aja belum pernah (parah banget, sekolah ngapain aja tuh).
Yeah, aku sebagai pelajar biasa, bersaha untuk memperbaiki hal-hal seperti itu dan merombaknya menjadi hal yang luar bisa. Step by step, itulah yang harus dijalani. Sabar..sabar..dan sabar dalam belajar. toh, UN dan SPMB sebentar lagi. Masak kita masih santai2 sekarang ini? Ingat, penyesalan selalu datang diakhir. jadi jangan sampai kita menyesali perbuatan kita yang dapat menimbulkan kerugian bagi kita sendiri. TOGETHER WE FIGHT!!!

Read More......

New Osis Uniform

Beberapa minggu lalu, sekolahku mengeluarkan kebijakan baru yang cukup membingungkan bagiku. (ah tak bisa kuungkapkan dengan kata2). Coba tebak apa kebijakan itu? Tiap Senin, siswa wajib pakai baju OSIS SMA biasa. Kenapa aku sebut biasa, karena baju seragam sekolahku luar biasa (Polo shirt merah&biru+celana biru tua, kayak SMP). Yeah, karena aku sudah kelas 3, rasanya eman2 untuk beli baju baru yang paling2 dipakai gak sampe 1 tahun.Yang namanya peraturan ya harus ditaati. Sekarang, waktu ngetik ini, aku sudah pake baju Seragam OSIS. Hmm..menurutku gak ada jeleknya juga sih. Kelihatan lebih rapi dan elegan. Tapi menurutku sih masih nyaman pake seragam sekolah luar biasaku. Gampang dipake dan dilepas. Gak perlu ngancingin baju. Kalo keringeten bisa ngresep. Longgar juga. Pokoknya serba nyaman deh.
kenapa ya sekolah mengeluarkan kebijakan ni? Padahal sekolah2 PASIAD (organisasi kerjasama Indo-Turk di bidang pendidikan, contohnya mereka membuat 8 sekolah di INdonesia, salah satunya adalah sekolahku) lainnya tidak disuruh memakai seragam osis kayak di sekolahku, SBBS(Sragen Billingual Boarding school). Apa mungkin ini perintah dari dinas pendidikan ya? Entahlah, pokoknya aku harus bersyukur, akhirnya aku jadi anak SMA beneran. He2.. :)

Read More......

Minggu, 02 Oktober 2011

Can't think clearly

"Can't think clearly" itulah yang kualami Sabtu kemaren. Mid writing B.Ing aku lalui dengan gak mulus. Ah, padahal sebenere aku bisa melakukan lebih dari itu. Sedih rasanya. Writingnya dsuruh menulis tentang pengalaman pribadi. Ya aku tulis pengalamanku waktu visit Tawang mangu. Tapi...grammarnya kayak tk pre-elementary. Aduh, malu ni sama guru B.Ingku. Aduhh...
Yah, apa boleh buat, yang sudah terjadi terjadilah. Tinggal tunggu hasilnya nanti. Keep SPIRIT!!!

Read More......

Bersyukur?

Guys, ternyata ngedit blog butuh waktu yang banyak. Jelas gawat dong, apalagi yang ngedit di warnet kayak aku. Bilingnya bakal jalan trus. Kalo udah browsing aja kerasa cepet. Tiba2 uda 2 jam. Arghh. Kalo bisa internetan sendiri mah enak. Gak ada batasannya. Mana kalo di warnet banyak anak2 kecil treak2 gak jelas. Yah pasti begitu saat mereka maen game online. Gak peduli sekitar. Sering banget umpatan2 kasar yang yang enak didenger lah. Ah, nasib. Mau gimana lagi ya. Hidup di asramaemang kayak gini. Coba kalo lab kompi di skolah inetnya Hi-Speed, gak bakal2 capek2 deh ke warnet tiap minggu, cuma buat ngedit blog. Yah, manusia emang sering mengandai-andai. Padahal gak boleh.
Sering sih pengen ngasih saran ke skolah buat upgrade-in komputer sekolah. Di service lagi yang rusak. Toh, ini juga buat pembelajaran, ya khan? Kalo bener2 diwujudin, wuih yang namanya tugas berapapun banayknya tetep aku kerjain lah. Ha3x (khan bisa copas).
Satu kata untuk kita yang hidup di asrama. "Syukurilah". Yeah, kata yang bener2 ngademin kawan. Kalo kita bersyukur Insya Allah akan tenang deh dunia akhirat. Aamiin. Yeah kalo boleh jujur sih, waktu kelas 10 dan 11 aku bener2 kesel sama kondisi sekolah ni. Nggrutu terus. Rasanya gak pernah puas. Habis memang kenyataannya sekolahku serba kekurangan. Tapi kawan, setelah kelas 12 ini aku jadi di sadar, untuk apa aku menggerutu terus. Bersyukur saja. Toh, yang penting bisa nyaman belajarnya (aku akui saat sekolah di SBBS aku jadi lebih rajin belajarnya. He3x) dan ukhuwahnya bagus banget. Alhamdulillah.
So, buat kawan-kawan yang baca, sering2lah kita bersyukur atas segala yang kita dapatkan, meski seringkali kita mendapatkan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. :)

Read More......

Jumat, 30 September 2011

Dormitory's Story

Temen-temen, bagaimana sih rasanya kalo kita gak pegang komputer, padahal kita butuh banget, misal ada tugas atau ulangan? Pasti panik khan? Apalagi yang ngasih tugas gurunya galak, weh bisa stress tuh. He2. Aku sebagai anak asrama memang hidup dengan banyak aturan, awalnya memang berat tapi lama-kelamaan sudah terbiasa. nah, salah satu contohnya adalah keterbatasan penggunaan multimedia.
Pertama kali direktur asramaku melarang bawa laptop, HP dan alat multimedia lainnya juga gak boleh pake komputer kelas yang sudah teruji Hi-speednya. Bolehnya kita pake komputer di lab-komp yang lemotnya minta ampun. Dah gitu pengap lagi. Belum rame pas adek2 kelas pada maen game. Treak2 histeris gak bisa konsen jadinya. So, aku ngrasa ini gak Fair. 



Masalahnya nanti gimana kalo ada tugas? Atao pengen kontak sama ortu? Repot banget khan, apalagi kalo udah ada di situasi kayak yang aku sebutin di atas. Wehh, pusing kepala nih.
Tapi, kalau kita pikir lagi, direktur asramaku punya maksud yang baik. Semua peraturan sebenernya buat kebaikan kita masing2. Aku juga sadar kok, misalnya aja di rumah. Khan bebas, mau pake kompi boleh, Hp boleh, apa aja boleh. Gak da batasan deh. Mau dari pagi ampe malem juga gak da yang ngalarang, paling disuruh bunda makan ato mandi gitu doang. Itu pun pasti kita masih bilang, "Bentar Ma".
Coba kalian pikir, betapa ruginya kita atas waktu yang telah kita sia2kan seperti tadi. Aku juga ngalami lho.  Tugas di sekolah, emang banyak. Butuh komputer? Ya butuh. Tapi bagaimana dengan keterbatasan ini. Itulah yang menjadi tantangan bagiku untuk bisa lebih pandai memenej waktu dengan baik dan benar. Time Managing lah istilah kerennya. Susah sih susah, tapi bisa diusahakan. Toh sebenarnya guru juga ngasih tenggang waktu yang lumayan panjang buat kita nyelesaikan tugas2 dari mereka. Jadi, sebenarnya gak b
Setelah di asrama ini, aku baru sadar akan pentingnya arti waktu. Aku harus berterimakasih banyak sama direktur asramaku, atas bimbingan2 beliau selama ini kepadaku.
Alhamdulillah. Tahukah kalian aku bersyukur karena apa? Karena di tahun yang InsyaAllah terakhir di SBBS ini aku baru dapat memandang sesuatu dari segi positifnya. Itulah salah satu peningkatan selama aku tinggal di asrama ini. Tak terasa sudah 3 tahun. Berawal dari aku menangis dan merengek minta keluar dari SBBS ini sampe sekarang ini, menulis perasaanku diblog, dan sekarang aku sudah kelas 12. Seharusnya sudah tak ada lagi keluhan2 yang perlu aku sampaikan ke ortuku, justru harusnya rasa PD, Optimisme dan cerialah yang harus aku tunjukkan pada mereka, agar di rumah hati mereka tidak galau memikirkan diriku. Yeah, tetap semangat kawan. Hadapi tantangan yang ada, berawal dari asrama bisa jadi slanjutnya adalah dunia.

Read More......

Minggu, 25 September 2011

Thousand Tears in 27 July 1996

Belajar sejarah ternyata memiliki banyak manfaat guys, salah satunya kita dapat mengerti asal-usul negara kita. Kemaren malem aku ngerjain tugas sejarah. Wah, seru juga ternyata. Aku pelajari tentang Orde Baru, masa pemerintahan pak soeharto. Ternyata dibalik kemajuan pembangunan Indonesia, terdapat kecamuk besar di hati rakyat yang berimbas pada kerusuhan. Salah satunya adalah peristiwa 27 Juli 1996. Ck,ck,ck...
Kalu mau baca artikelnya klik aja di sini
Atau kalau mau liat videonya cekidot di sini

Read More......

Kamis, 22 September 2011

1 Jam yang Berharga

1 jam itu waktu yang cukup sebentar. Tiba-tiba saja sudah selesai, apalagi kalau kita melakukan hal yang menyenangkan. Semua rasanya cuma sebentar. Hal itulah yang aku alami. Tapi bukan untuk kesenangan tapi untuk kebutuhan. Aku hidup di sekolah asrama yang memiliki banyak peraturan. Yah mau bagaimana lagi, tapi aku sudah merubah pikiran burukku tentang aturan menjadi pikiran positif. Aku anggap ini adalah untuk kebaikanku juga di masa depan nanti. Nah,  jam adalah waktu yang diberikan pembina asramaku jika aku pergi keluar. Sebentar sekali bukan? Waktu 1 jam itu aku gunakan untuk beli peralatan asrama, makanan ringan, kadang beli minuman seperti jus, es cincau, dsb. Yeah begitulah. Tapi sering aku kembali tidak sesuai jadwal. Nah, sekarang ini saja aku masih dudk manis di depan komputer buat posting blog, padahal sudah jam 5 lebih! Aku keluar tadi pukul 4. He2.. That's me and my friend always do... It's normal ya..ha3x.. :D

Read More......

Minggu, 18 September 2011

Ya Begitulah...

Hidup itu emang kadang tak adil. Banyak orang yang udah berusaha keras, tapi hasilnya gak setimpal dengan pengorbanannya. Kadang aku juga ngrasa kayak gitu. Udah susah2 berusaha,..eehh hasilnya gak seberapa. Tapi ada yang membuat aku ngrasa heran. Ya ini berdasarkan pengalaman pribadi sendiri sih.

Kemarin malem, aku ngliat ada tukang parkir yang lagi markir(ya iyalah). Dia dah kerja mulai dari pagi (mungkin) sampe malem. Hasilnya paling lima ratus perak per kendaraan itupun juga kudu setor ke pemda terdekat (barangkali). Tapi waktu aku liat raut mukanya, bapak itu tetep terseyum dan merasa senang atas apa yang ia dapet. Nah,..coba deh kita renungkan lagi. Yang asli masih banyak cerita yang mirip kayak gitu. Satu lagi, dulu waktu SMP aku punya kenalan tukang(hehehe). Namanya pak siapa aku ya lupa. Beliau punya anak 4 (klo gak salah). Beliau cerita tentang anaknya yg terakhir. Ternyata bapak itu bisa juga memasukkan anaknya ke perguruan tinggi. Dengan kerja dengan gaji yang pas2an, menurutku itu sudah luar biasa. Bapaknya ramah sekali ma aku n’ tmen2ku( d SMPN 1 Sragen). Setiap hari aku bertemu bapak itu, kami slalu bertegur salam. Raut wajah bapak itu tak pernah terlihat bersedih ataupun putus asa. Hmm… example laennya… aku pernah ketemu bapak2 dah tuaaaa bangeeet pas aku habis dr sebuah mesjid d Solo ( critanya aku habis puang dari SGM). Lha bapak tua itu lagi mikul dagangannya. Ayahku tanyak ke beliau. Ternyata yang beliau jual itu tape. Wekekeke.. ya bapakku beli aja yg agak banya. Padahal nek juga makan tape kebanyakan. But, bapakku ngrasa kasian ma bapak itu. Udah kliling2 seharian tapi dagangannya masih banyak. Sekali lagi aku juga gak ngliat raut putus asa di wajah bapak tua ini. Ck,ck,ck…. Habis itu beliau jalan lagi bwt njual tape buatannya ntu…

Dari sono eh situ aku baru sadar kalau kita berusaha hasilnya memang belom tentu baek, tapi apapun hasil yang kita dapet kita harus syukuri aja. Yang penting kita sudah berusaha maksimal dalam meraih apa yang kita inginkan. Kata Ustad Sanusi (siapa tuh, aku ya gak kenal) Allah itu sesungguhnya melihat usaha dan kesungguhan kita dalam meraih sesuatu. Hasilnya baik ato jelek tu urusan belakang. Tapi emang sulit nerima kalo hasilnya emang jelek. Tapi ada yang namanya qana’ah (mensyukuri apa saja yang kita dapet(  kurang lebih gitu artinya..hehe..)). Ex: klo ulangan dapet jelek so kita renungi aja knapa kok bisa jelek, apa kita gak blajar??? Apa kita kurang teliti??? Tapi kita syukuri itu sebagai pacuan kita untuk lebih bersemangat lagi. Kita putus sama pacar syukuri aja!!! Siapa tau Allah mmberikan jodoh yang lebih baegh daripada yang sebelumnya. Hohoho… trus bagi yang belum punya pacar (kayak aku..he..he..) jangan menyerah juga. Kt khan bs knsentrasi duu sama plajaran ato kerjaan kita. Suatu hari pasti kita dipertemukan oleh sang pujaan hati ..ciyee… OKE!!! Jangan putus asa dan kembangkan slalu senyum di bibir kalian shohibku. Hehe…


Peace_b0y… ^^v

Read More......

HARI INI ADALAH HARIMU

Bukalah gerbang pintu hari ini

Pastilah Sang surya tersenyum menyambutmu

Dengarkan kicauan burung yang merdu

Pandanglah embun pagi yang menawan hati


Awalilah hari ini dengan riang

Temuilah kawan yang kau kenal

Dan bersama merekalah

Buat hari ini menjadi gemilang



Langkahkan kakimu

Busungkan dadamu

Pandanglah ke depan

Dan telusuri hidup yang penuh liku

Yang kadang menyenangkan

Kadang pula menyedihkan


Jangan pernah menengok ke belakang

Berlarilah terus, gapailah angan hari ini

Jangan pernah ragu

Lakuka yang terbaik di hari ini

Karena hari ini adalah harimu

Read More......

Book Hunter

A few years later, I’m a gameholic. But now, my world has changed. I realize that reading books is more important than playing playstation. So, I’ll try to find and read books as much as possible. I’ll try to be a Book Hunter. Whehehe..

I have many reasons why I want to try reading and hunting many books. One of them is because of my friends. My friends like reading books. They sometimes share with me about their book. But,

I don’t understand. Because in my mind I just know about game. It makes me little bit ashame. So I try to read many book for find many friends and of course of my future.


Reading books has many advantages. You can increases your knowledge, you can go around the world without moving from your chair, you can imagine about the books that you read, and of course make you know about the happening in the world.

So, do it now!!! Read a book for future!!! YEAH!!! ^^V



~My beautiful word: “The best friend when you’re sitting is a book”~

Read More......

Arti Hidup Yang Hilang

Aku berlari mencari arti,

Arti hidup yang ingin kucari,

Aku tak kunjung mengerti,

Mengapa aku bingung begini,

Ku merasa apa yang aku lakukan salah,

Kuberbuat entah tanpa arah,

Rasa hati ingin meledak marah,

Mengapa hatiku kian resah,


Ya Allah Tuhanku,

Engkaulah Yang Maha Tahu,

Persoalan arti hidupku,

Maka tolonglah hambaMu,

Kini kuberpikir penuh kehampaan,

Berharap manggapai angan,

Untuk menuju ke gerbang kebahagiaan

Namun tak semudah membalikkan telapak tangan

Ingin kulupakan semua,

Hal yang membuat diriku lara,

Aku tak ingin putus asa,

Mencari arti hidup yang pernah hilang dan sirna

Read More......

ADZAN DI SIANG ITU

Ketika pulang, Ranum langsung mencium tangan ibunya tapi ia mengabaikan adikknya yang sedang asyik membaca novel dan kemudian masuk ke kamarnya. Tanpa basa-basi ia menyingkirkan kain penutup komputernya dan menarik kursi belajarnya mendekat. Ia duduk dan menunggu munculnya layar desktop computer. Sambil bersenandung riang ia langsung memainkan game computer kesayangannya “Seal Online”. Karena ini hari Sabtu ia bisa bermain sepuasnya dari siang hari hingga tengah malam. Kebiasaannya itu tidak disukai orang tua dan adiknya. Kalau sudah main dia bisa lupa segalanya. Seakan-akan dunia ini bagai file-file tak berguna yang ia abaikan. Kegemarannya main game online itu dimulai sejak teman sekelasnya mengajaknya bermain game tersebut di game center dekat sekolahnya. Oleh karena itu ia membeli perangkat-perangkat computer yang dibutuhkan untuk bermain game tersebut.

“Allahuakbar..allaaaahuakbar…”, adzan asar dikumandangkan.

“Mas..ayo sholat dulu. Tu temen Mas pada ngajakin sholat jamaah di masjid”, kata adiknya, Nurmi.

“Duh, bentar deh Nur. Tinggal dikit lagi levelnya naek nih. Bilang mereka ntar aku nyusul deh. Ok”, ujarnya tanpa menoleh ke arah adiknya.

“Aduh Mas ini sih? Nanti kalo lupa sholatnya gimana?”, nasihat adiknya.

“Oke, oke. Bentar lagi deh”, sahut Ranum.

“Ya udah kalo gitu”, dengan muka cemberut adiknya pun meninggalkan kamarnya.

Dulu, sifat Ranum  tidak begitu. Dia rajin sholat dan mengaji. Bahkan dia selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan masjid. Namun, setelah ia dibelikan computer, ia berubah. Sholat jama’ah sering ditinggalkan bahkan tak jarang lupa sholat. Dia jadi semakin malas. Semangat dan optimismenya pudar. Nilai-nilai pelajaran sekolahnya turun. Les-les yang diikutinya kini ditinggalkannya semua. Ia juga cenderung menyendiri. Sekarang teman bergaulnya adalah teman-temannya yang juga gila akan game. Orang tuanya sudah berulang kali menasehatinya, namun hatinya belum terketuk. Computer bagaikan tuhan tempat dia berkiblat. Ia benar-benar menyia-nyiakan waktunya hanya untuk bermain game.

Esok hari, tidak seperti biasanya ia pergi keluar membuka pinta dan menarik nafas panjang. Setelah hujan kemarin udara terasa segar. Genangan air masih terlihat di jalanan. Pagi itu masih sepi. Belum ada kendaraan yang lewat di depan rumahnya. Setelah melihat sekeliling ia izin kepada ibunya untuk pergi jalan-jalan ke alun-alun.

Sesampainya di alun-alun Ranum duduk di bangku taman dan melihat orang-orang bermain bola. Sudah lama ia tidak melakukan hal tersebut. Dalam pikirannya ia menyadari ada sesuatu hal yang aneh pada dirinya. Tiba-tiba tanpa disadari di sampingnya, ada seseorang yang berbicara padanya.

“Ranum yang kukenal kini telah hilang entah kemana”, ujar orang tersebut.

Kemudian ia menoleh ke samping kirinya. Betapa kagetnya ia melihat orang itu. Dia adalah Syukron teman sekelasnya. Dulu mereka adalah sahabat yang sangat dekat. Mereka bersahabat sejak SD sampai SMA ini. Namun, semenjak hal itu persahabatan mereka merenggang.

“Assalamu’alaikum”, salam Syukron.

“Wa’alaikumsalam”, balas Ranum.

“Kamu kenapa Num. Computer itu menghipnotismu ya?”

“Ah, gak tau Kron, aku juga bingung kenapa kok aku gak bisa ninggalin kebiasaan itu”

“Bukannya ‘gak bisa’ tapi ‘belum bisa’. Pasti ada jalan kok”

“Tapi aku benar-benar sudah sakau. Semuanya aku lupain. Aku sadar tapi kok sulit banget gitu lho”

“Yang penting ada kemauan untuk berubah. Dulu kan kamu sendiri yang pernah bilang”.

“Iya Kron”

Pertemuan yang singkat itu membuat Ranum mengingat kembali kata-kata yang pernah diucapkannya tersebut. Ia pernah mengatakannya kepada Syukron saat Syukron selalu bersikap pesimis terhadap semua hal. Tapi kini ia malah mengingkari kata-katanya sendiri. Ia merasa malu terhadap diirinya.

Esok harinya, ia terduduk lemas di kelas. Kemudian Rahmi mendekatinya dan mengajaknya bicara.

“Num, ak ngrasa kamu akhir-akhir ini berubah deh. Ada apa sih emangnya?”, ucap Rahmi lembut.

“Berubah apanya Mi?” Tanya Ranum retorik.

“Kamu pasti ngrasain sendiri perubahanmu. Sekarang kamu… ya agak kurang peduli sama teman-teman dan nilai kamu. Ada apa sih sebenernya?”, ujar Rahmi yang kemudian duduk di bangku depan Ranum.

Ranum membisu ia tidak bisa menjelaskan apa-apa kepada Rahmi. Ia merasa sangat malu. Mereka saling diam beberapa detik. Kemudian Ranum mulai bicara dan menceritakan masalahnya.

“O jadi begitu ya? Penyakit anak remaja jaman sekarang memang seperti itu, terutama anak laki-laki. Klo udah nge-game pasti keterusan deh. Jangan sedih Num, pasti kamu bisa balik lagi kayak Ranum yang dulu. Ato mungkin malah tambah baek. aku yakin kok He..he..”, ujar Rahmi memotivasi Ranum.

“Aku bingung”

“Ngapain bingung? Percaya dan yakin aja ma dirimu. Allah pasti memberikan petunjuk pada hamba-Nya yang kebingungan. Umm.. oh ya gimana klo kamu besok dateng ke masjid. Ada majelis taklim lho. Siapa tau aja bisa ngasih motivasi kamu. Klo kamu tertarik dateng aja ke Masjid Al-Ikhlas jam 9 pagi besok minggu. Ustadnya cukup terkenal lho”, kata Rahmi.

“Gimana ya? Oke dah InsyaAllah aku ikut”, sahut Ranum.

Hari minggu tiba. Ia berpakaian yang rapi lalu pergi dengan sepeda ke Masjid yang dibicarakan Rahmi. Masjid itu adalah masjid dimana Ranum sering ikut aktif di dalamnya. Kepalanya tertunduk malu kemudian masuk ke dalam. Di sana ia melihat banyak teman-teman sekampungnya yang sering juga aktif di masjid. Ranum menjauh dari mereka. Tapi Syukron menegurnya. Kemudian Ia bergabung dengan teman-teman lainnya dan mendengarkan ceramah.

Ceramah itu membuat Ranum merenung. Ia sadar betapa banyak waktu yang ia sia-siakan. Hidup ini hanya sekali, terlalu indah untuk kita buat sia-sia, karena memang Allah menciptakan makhluknya tidak untuk sia-sia. Betapa bahagianya hidup ini bila kita jalani dengan penuh semangat dan optimisme yang tinggi. Betapa indahnya hidup ini bila hari-hari kita jalani dengan senyum kebahagiaan dan sikap positif memandang masa depan. Betapa sejuknya bila kita sabar menghadapi setiap permasalahan, kemudian kita berusaha memecahkannya dan mengambil hikmah dari setiap kejadiaan.

Setelah para majelis pulang Ranum, Syukron dan beberapa pemuda masjid lainnya masih tetap tinggal di sana. Mereka mengaji bersama sampai Zuhur tiba.

“Kron, azan dulu gih sana”, ujar seorang pemuda.

“Iya-iya sebentar. Satu ayat lagi”, sahut syukron.

“Tunggu kron!”, sela Ranum.

“Kenapa Num?”, tanyanya sambil menoleh ke arah Ranum.

“Biar aku saja yang adzan”, pinta Ranum.

“Dengan senang hati”, ujar Syukron mempersilakan.

Ia berjalan menuju mimbar dan memegang michropon. Jantungnya berdegup kencang. Ia sudah tidak pernah lagi adzan semenjak beberapa bulan yang lalu. Ia menarik satu nafas panjag dan memulai adzan pertamanya setelah lama terbelenggu dalam kegelapan.

“Alllaaaaaahuakbar…allaaaaaaaaaaahuuakbar…”

Mulai saat itulah Ranum kembali berubah. Ia meninggalkan keseringannya main game computer. Kini ia kembali optimis dan menjalankan semua kegiatan-kegiatannya dengan penuh semangat. Subhanallah.

Read More......

DIAMOND BURGLAR

Mark was very tired. He still worked hard in his office. After he finished his work he went home by a taxi. A quarter minutes later he arrived at his house. He paid the taxi and went in front of the door. He knocked the door three times and then his wife Laura opened the door. She was worried about him, because the time was a quarter to midnight. Then he entered his house. After that she made a hot milk for him. Then he drank it. He was very exhausted.

Next morning, Mark and his wife had breakfast together. After that he went to the bedroom and telephoned his friend a man called Dlyan. She felt something wrong with him. After Mark left the bedroom she went to the bedroom. She looked a large briefcase. She opened the briefcase and she was surprised. It was a gun, a diamond, plane tickets, and a passport. Then she ask to him about the diamond. He laughed loudly.


“How did you get this diamond?”, Laura said angrily.

“Oh,.. I got it from my friend?”

“Who??”

“Umm,.. I can’t tell you, honey. It is a secret”

“Okay, I hope you got it in a good way. And why do you bring a gun, plane tickets? Where will you go?”, he said loudly.

“Ahh,.. It’s not your business!!!”, (he shouted)

                Laura knew about her husband. He had prisoned once because he stole a gold from Toko Perhiasan. She was worried, because she afraid he made something bad again. Suddenly, somebody knocked the door. She opened the door and see the middle aged man. And he ask to her.

                “Excuse me, can I meet Mark?”, he said.

                “Of course. But who are you?”

                “My name’s Dylan. I’m Mark’s friend”

                Suddenly, Mark came and ask her to left him. She's still suspicious. They discussed something important. Than he say to her that he want to go to somewhere with his friend. He brought his briefcase to.

                “Laura, I will go to the south America for a great business. Maybe I will come back a week later. Don’t said to anyone!”, he said seriously.

                “A great business? I don’t believe you.”

                “Okay, up to you. Good bye. Take care yourself”, then he left her alone.

                Laura felt worried about him. Then she phoned her friend a woman called Kate to accompany her. She is her best friend. Laura always shared about her problem to Kate.

                A week later, Mark didn’t come home. Laura felt worried and phoned him. But there is no answer. Suddenly her telephone rang. Then, she answered it.

“Uh sorry, this is Kate. I have a bad news”, Kate said to her

“A bed news?? What is that?”

“Have you read a newspaper this day?”

“Oh,.. You should read it. And I hope you can be patient”

“Okay, I hope too”

“Bye!”

                After that Laura read a newspaper in her living room. She was surprised when she read a title of the news. The title is ‘The diamond burglars and has been arrested’. She hope that what was she thought was’nt right. she read it carefully. Suddenly, her telephone rang again.

                “Excuse me, this is  a South America police office. Is it Mark William’s home?”

“Yes, I’m his wife. What’s wrong with my husband?”

“Ehm.. Your husband stole a diamond, bring a gun without a lisence, do a illegal trading, and have a false passport. So we arrest your husband. Okay we just give information to you. Thank you for your attention”

“Uh, sorry. How can I see him?”

“Oh sorry I’m forget. If you want to see him, you can go to our office. At Rosemary Street 155 in Denver, Colorado. For the further information you can contact us. Our phone number’s 2134675.”

“Uh,  thank you very much”

“You’re welcome”

                Laura was very angry with him. She know that Mark can’t remove his bad habits. Maybe, after that she will divorce him.

Read More......