Jumat, 30 September 2011

Dormitory's Story

Temen-temen, bagaimana sih rasanya kalo kita gak pegang komputer, padahal kita butuh banget, misal ada tugas atau ulangan? Pasti panik khan? Apalagi yang ngasih tugas gurunya galak, weh bisa stress tuh. He2. Aku sebagai anak asrama memang hidup dengan banyak aturan, awalnya memang berat tapi lama-kelamaan sudah terbiasa. nah, salah satu contohnya adalah keterbatasan penggunaan multimedia.
Pertama kali direktur asramaku melarang bawa laptop, HP dan alat multimedia lainnya juga gak boleh pake komputer kelas yang sudah teruji Hi-speednya. Bolehnya kita pake komputer di lab-komp yang lemotnya minta ampun. Dah gitu pengap lagi. Belum rame pas adek2 kelas pada maen game. Treak2 histeris gak bisa konsen jadinya. So, aku ngrasa ini gak Fair. 



Masalahnya nanti gimana kalo ada tugas? Atao pengen kontak sama ortu? Repot banget khan, apalagi kalo udah ada di situasi kayak yang aku sebutin di atas. Wehh, pusing kepala nih.
Tapi, kalau kita pikir lagi, direktur asramaku punya maksud yang baik. Semua peraturan sebenernya buat kebaikan kita masing2. Aku juga sadar kok, misalnya aja di rumah. Khan bebas, mau pake kompi boleh, Hp boleh, apa aja boleh. Gak da batasan deh. Mau dari pagi ampe malem juga gak da yang ngalarang, paling disuruh bunda makan ato mandi gitu doang. Itu pun pasti kita masih bilang, "Bentar Ma".
Coba kalian pikir, betapa ruginya kita atas waktu yang telah kita sia2kan seperti tadi. Aku juga ngalami lho.  Tugas di sekolah, emang banyak. Butuh komputer? Ya butuh. Tapi bagaimana dengan keterbatasan ini. Itulah yang menjadi tantangan bagiku untuk bisa lebih pandai memenej waktu dengan baik dan benar. Time Managing lah istilah kerennya. Susah sih susah, tapi bisa diusahakan. Toh sebenarnya guru juga ngasih tenggang waktu yang lumayan panjang buat kita nyelesaikan tugas2 dari mereka. Jadi, sebenarnya gak b
Setelah di asrama ini, aku baru sadar akan pentingnya arti waktu. Aku harus berterimakasih banyak sama direktur asramaku, atas bimbingan2 beliau selama ini kepadaku.
Alhamdulillah. Tahukah kalian aku bersyukur karena apa? Karena di tahun yang InsyaAllah terakhir di SBBS ini aku baru dapat memandang sesuatu dari segi positifnya. Itulah salah satu peningkatan selama aku tinggal di asrama ini. Tak terasa sudah 3 tahun. Berawal dari aku menangis dan merengek minta keluar dari SBBS ini sampe sekarang ini, menulis perasaanku diblog, dan sekarang aku sudah kelas 12. Seharusnya sudah tak ada lagi keluhan2 yang perlu aku sampaikan ke ortuku, justru harusnya rasa PD, Optimisme dan cerialah yang harus aku tunjukkan pada mereka, agar di rumah hati mereka tidak galau memikirkan diriku. Yeah, tetap semangat kawan. Hadapi tantangan yang ada, berawal dari asrama bisa jadi slanjutnya adalah dunia.

0 comments:

Posting Komentar