Jumat, 17 Agustus 2012

Salam Rindu Untukmu

Setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Takkan pernah sebuah pertemuan hadir tanpa disertai dengan perpisahan dibagian akhirnya. Kebanyakan perpisahan menimbulkan haru dan sedih yang mendalam. Apalagi jika kita berpisah dengan orang atau sesuatu hal yang amat kita cintai.

Malam ini adalah malam terakhir bulan ramadhan. Esok adalah puasa terakhir untuk ramadhan kali ini. Dan bagi kaum muslimin yang amat benar mencintai bulan ramadhan, akan terasa benar betapa sedihnya perpisahan kali ini. Tidur malam ini akan terasa cemas dan menggalaukan karena akan berpisah dengan sesuatu yang amat dicintainya. Harapan untuk berjumpa dengannya lagi berkali-kali dilantunkan dalam kemasan yang indah agar Sang Maha Berkehendak memberi kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.

Tamu besar ini memang telah ditunggu berjuta kaum muslimin dan muslimat di seluruh belahan dunia. Entah menunggu dalam arti karena rindu ataupun hanya sekedar ungkapan. Tamu inilah yang telah menghidupkan kembali jiwa masjid yang lama terabaikan. Menggerakkan berjuta kaum muslimin pergi memenuhi masjid. Alunan indah ayat suci bergema di setiap sudut kota. Mulai dari kalangan anak kecil hingga dewasa, berkumpul di masjid untuk bertadarrus dan mentaddaburi Al-Qur'an. Dari masjid ke masjid, ceramah-ceramah disampaikan lebih semangat dan hampir setiap hari bergelora. Adzan magrib menjadi momen special bagi seluruh umat membuat berjuta hati gemas menunggu. Belum lagi kebersamaan bersama keluarga yang mungkin amat jarang pada bulan-bulan lain. Mempererat tali silaturahmi yang agak renggang. Serta banyak lagi keberkahan dan kenikmatan yang diberikan Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ah, sedih juga ya, sedih karena penyesalan. Tak bisa manfaatkan secara maksimal kehadiran tamu besar yang sebentar lagi akan pergi ini. Untuk menimba banyak ilmu memperoleh perubahan yang lebih baik. Bagaimana dengan kalian sobatku? Semoga kalian tidak menyesal seperti diriku ini. Berhasil menjamu dengan baik tamu besar tersebut.

Malam ini aku benar-benar lelah. Mulai kemarin, keluarga dari berbagai penjuru daerah datang ke rumahku. Dan perlu persiapan untuk menyambut mereka. Merapikan rumah agar tampak indah dimata dan berkesan di hati. Belum lagi, adik-adik sepupu yang sering merajuk tanpa henti meminta diajak bermain. Tapi aku bahagia. Tahun ini aku bisa berkumpul bersama lagi. Bersama bunda, ayah, adik, nenek, paman dan bibi serta para sepupu dan keponakanku yang mungil. Alhamdulillah, engkau masih memberi hamba kesempatan berjumpa dengan mereka tahun ini. Di tempat yang sama meski dengan suasana yang agak berbeda.

Tahun depan entah aku bisa bertemu dengan bulan Ramadhan atau tidak. Aku berdoa agar dapat berjumpa lagi dengannya. Meningkatkan lagi iman ini. Membersihkan lagi jiwa ini. Mengobati segala penyakit hati. Memperoleh kemenangan yang hakiki.

Tahun depan,jikalaupun aku dipertemukan-Nya kembali dengan bulan Ramadhan, entah aku bisa berkumpul dengan keluarga tercinta ini di tanah air atau tidak. Tak hanya keluarga, namun aku juga berharap bertemu dengan orang yang kucintai. Teman-teman dan guru-guru. Karena mungkin lebaran tahun depan aku berada di tempat yang berbeda, di negara seberang sana. Entah OPSI apakah yang bisa kupilih nanti.

Oke sobatku, nampaknya mataku sudah lelah benar. Malam ini malam terakhir dengannya..ahh. Semoga aku bisa tidur dengan nyenyak. Berharap bermimpi indah...

Salam rindu untukmu Bulan Suci Ramadhan...



Read More......

Indonesia, Cinta ,dan Kemerdekaan

Seperti biasa, pagi menyambut semua insan dengan senyuman. Cerah menyenangkan. Menghilangkan rasa sedih dan galau di hati. Ditambah lagi suara merdu sang sinden pohon, yang menambah kedamaian dalam kalbu. Sudah sewajarnya tiap insan yang diberikan kenikmatan pagi ini untuk bersyukur kepada-Nya, Sang Pencipta pagi. Alhamdulillah.

Tujuh belas agustus, 67 tahun yang lalu, menjadi saksi sejarah atas kemerdekaan Indonesia. Atas jerih payah perjuangan para pahlawan hingga kita bisa menikmati pagi-pagi ini dengan damai dan tenang. Ya, bersyukurlah...

Di teras rumah, aku menikmati pagi. Ah, tiap pagi memang indah. Rugi sekali bagi mereka yang masih lengket dengan kasurnya, menikmati pagi dalam mimpi yang sesungguhnya semu. Tak seperti biasanya, telah tampak kesibukan orang-orang pemda dan beberapa anak sekolah untuk menyiapkan acara, menyambut kemerdekaan. Apalagi kalau bukan Upacara Bendera. Ah, jujur saja aku tak terlalu suka jika disuruh ikut upacara. Dan aku bersyukur sudah tak menjadi anak sekolahan yang sering dipaksa guru untuk ikut upacara. Apalagi di lapangan kota.Tak ada terburu-buru memakai baju seragam. Tak ada kebingungan mencari dasi atau topi. Ah, bebas menikmati pagi.

Sayup-sayup suara peleton yang sedang gladi resik terdengar. Lapangan kecamatan tak jauh dari rumahku. 50 langkah saja mungkin terlalu banyak untuk kesana. Cukup dekat. Sebelumnya mereka telah berlatih. Yel-yel mereka saat gerak jalan menuju lapangan, sering terdengar begitu semangat. Semoga mereka sukses menunaikan tugas mereka. Memperingati kemerdekaan umat Indonesia. Kemerdekaan? Memang kita sudah merdeka?

Tak perlu lah kita membicarakan aib negara sendiri. Sudah banyak dibahas oleh para pakarnya. Ya, seperti yang kita tahu, meski negara kita di atas kertas memang sudah merdeka, namun pada kenyataannya jauh dari cita-cita kemerdekaan. Apa saja sih cita-cita tersebut? Coba baca lagi pembukaan UUD 1945. Di dalamnya tersurat dan tersirat beragam euforia kemerdekaan serta tujuan nasional. Baca dan renungi lagi. Sudahkah kita sebagai bangsa Indonesia mencapainya?

’Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan’
(Alenia ke-4 Pembukaan UUD 1945)


Meski banyak persoalan melanda aku tetap cinta negaraku. Lebih karena iba dan rasa syukur, bukan karena bangga. Untuk bangga itu belum. Mengapa demikian? Yah, coba kalian renungkan sendiri-sendiri atas Indonesia ini. Rasa cinta dalam bentuk apakah kalian terhadap negara ini? Bangga, senang, bahagia ato justru karena iba, kasihan, rasa syukur karena lahir di negara ini, atau jangan-jangan hanya berpikir, "Yah, apa boleh buat, gua lahir di sini..". Apapun jenis cinta kalian, mari kita bersama-sama sebagai pemuda dan pemudi berjuang membangun negara ini. Agar suatu saat nanti kita mencintai negara ini karena perasaan bangga. Bangga memiliki negara ini. Bangga telah lahir di negara ini. Tak perlu muluk-muluk dulu, cukup perbaiki diri pribadi masing-masing. Dengan merubah kebiasaan, terutama tidur di pagi hari. Kasihan kan, sang pagi sudah berdandan elok namun kita abaikan dan menduakannya dengan alam mimpi.

Ah, ingin aku ketikkan kata "MERDEKA" dengan font tebal warna merah serta tanda "!" tiga kali, namun aku urungkan niat itu. Ya suatu saat nanti, aku berdoa agar Indonesia benar-benar MERDEKA yang SESUNGGUHNYA!!! Aamiin...

Read More......

Kamis, 16 Agustus 2012

Berdoa, Yuuk~ :D

Doa adalah fasilitas ibadah yang indah. Meskipun gratis yang namanya ibadah pasti ada aturan atau adabnya. Islam mengajarkan kita untuk menjadi manusia beradab, bukan? So, sobat blogger yang dirahmati Allah, atas masukan dari saudari ana, hadits dibawah ini bisa kita jadikan sebagai renungan. Melanjutkan postingan ana yang berjudul "Yuk Kita Berdoa"
Bismillah...

Hadits ke 10 dari hadits arba'in yang di tulis oleh Imam Nawawi
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.(Riwayat Muslim).


Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a :
1. Perjalanan jauh, bisa disamakan dengan orang yang berhijrah karena Allah dan kembalinya ke kampung halaman pula karena Allah. Namun dengan catatan hijrahnya dengan niat karena Allah.

Dari Amirul Mukminin Abi Hafs Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu: Aku mendengar Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mndapatkan sesuai apa yang diniatkan, barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan. (HR. Bukhari Muslim)


2. kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, menunjukkan betapa rendahnya ia dihadapan Allah, karena itulah fitrah manusia dihadapan Sang Pencipta-Nya ibarat sebutir debu.

Rasulullah SAW bersabda: yang artinya “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang bertawadhu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat ‘izzah) oleh Allah. (HR. Muslim).

3. mengangkat kedua tangan ke langit,
Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Doa 2/78 No.1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/68. Musnad Ahmad 5/438. Dishahihkan Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud].

4. meratap dalam berdoa dan bersungguh-sungguh dalam berdoa.

Rasulullah bersabda, “Sungguh janganlah salah seorang dari kalian mengucapkan: ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau menghendaki’. (Namun) hendaknya ia bersungguh-sungguh meminta, karena sesungguhnya Ia (Allah), tidak ada yang memaksa-Nya.”(HR. Bukhari)

5. mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Surat Al Baqarah : 168)

Hmm..semoga bisa menjadi renungan bagi sohibku sekalian.
Oh ya jika ingin mengetahui lebih lengkap click di sini. Hasil karya Majid bin Su'ud al-Usyan. Sudah diterjemahkan ke Indonesia. Sebenarnya banyak karya beliau. Googling aja deh. Semoga bermanfaat...

KEEP PRAYING!!!

Terutama kita doakan saudara/i kita yang sedang berjihad, memperjuangkan hak kehidupan mereka terutama di daerah Palestine, Pattani di Philipine, Rohingya di Myanmar, kaum Sunni di Syria...

Allah Ya Rahman. Allah Ya Rahim

Read More......

Rabu, 15 Agustus 2012

Yuk Kita Berdoa... :)

Yang namanya kehidupan itu penuh dengan berjuta tanda tanya. Pasti ada penyesalan atas masa lalu kita. Banyak rahasia di balik masa depan kita. Juga beragam OPSI kehidupan yang entah akan membawa kita kemana. Bersyukurlah kita sebagai kaum muslim yang telah Allah beri petunjuk dari Al Qur'an yang bisa kita gunakan sebagai penerang jalan kehidupan ini. Juga telah dicontohkan secara real oleh Rasulullah SAW. yang diabadikan para sahabt melalui kumpulan-kumpulan hadits. Dengan berpegang teguh pada kedua itu serta dengan pemahaman yang benar, Allah akan meridhai kita.

Setiap permasalahan pasti ada solusinya bukan? Dengan berusaha, pantang menyerah serta dengan diiringi doa insyaAllah akan diberi kemudahan oleh-Nya. Nah, ini dia, DOA. Yuk, kita saling bertukar pikiran mengenai fasilitas yang telah Allah berikan pada kita ini!

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’râf [7]: 55-56)

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah [2]: 186)

Coba kita renungi firman Allah azza wa jalla tersebut. Dalam Al Qur'an kita diperintahkan untuk berdoa lho. Allah mempersilakan kita memohon apapun kepada-Nya, asalkan masih dalam batasan yang baik. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ,bukan? Eit, tapi ada syaratnya, yaitu kita kudu beriman kepada-Nya dan selalu berada dalam kebenaran.

Namun, pernahkah kalian merasa, kita sudah berdoa, tapi tak kunjung dikabulkan-Nya. Eit, jangan suudzon dulu sama Allah. Ketika seorang hamba berdoa, ada tiga kemungkinan atas doanya tersebut yang disebutkan dalam hadits berikut:

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id; hasan)

Ingatlah janji Allah ini
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu'min: 60)

Sungguh Allah Maha Mengijabahi segala do'a. Apabila kita sudah berusaha dan berdoa namun mendapat hasil yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetaplah khusnudzon pada-Nya. Ingatlah bahwa Allah Maha Mengetahui kebutuhan umatnya. Dan yang kita terima itu adalah yang terbaik dari-Nya, untuk kebaikan kita pastinya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 216)

So, tetaplah semangat dalam berDOA my bro and sist! Karena segala do'a yang kita panjatkan pasti bermanfaat bagi diri kita. Kita saja yang kadang tidak menyadarinya. Pengennya instan (emang super bubur? Seduh..Sudah...hehe)

Oh, ya, ini ada beberapa kumpulan doa yang aku salin dari buku "Doa dan Wirid" karya Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi. Segala aspek tentang do'a dibahas disini dengan singkat, padat dan jelas. Bisa dicari di Gramed lhoo(dari tadi promosi ya..hehe..untuk kebaikan gak papa dong... :)) Aku hanya mengutip bagian do'a yang terdapat dalam Al-Qur'an. Doa-doanya para Nabi..
Cekidot..bismillah...
Kumpulan Do'a dalam Al-qur'an


"Hidup tanpa berdoa bagaikan hidupnya burung yang enggan menggunakan sayapnya untuk terbang" (Penulis, 2012) He..he.. :D

Berdoalah kapanpun, dimanapun, sedang apapun dan saat kondisi apapun... 


KEEP PRAYING!!!! :D

Read More......

Selasa, 14 Agustus 2012

Jama'ah Ferarri? Hadehh...

Indonesia ini kaya akan beragam warna. Mulai dari ragam rupa, bahasa, pakaian adat, rumah adat, makanan hingga kepercayaan. Berwarna-warni bagaikan pelangi. Aku takkan membahas semua macam keanekaragaman itu disini. Aku hanya ingin mengutarakan perenunganku atas beberapa pengalaman. Pengalamanku sholat di masjid yang berbeda-beda.

Jika sobat suka bepergian atau menjadi musafir, tentu masjid yang sobat gunakan untuk sholat pasti berbeda-beda. Ada juga guruku, waktu pelatihan OSN di UNDIP masa SMP dulu, pernah sholat di berbagai masjid hingga ke seluruh penjuru dunia. Masjid di beberapa negara Asia dan Eropa pernah beliau singgahi. Hebat, bukan? Karena beliau lah aku jadi berniat melanjutkan kuliah di luar negeri merasakan beragam masjid dengan beragam kebiasaannya. Nah, inilah yang akan aku renungkan. Masalah KEBIASAAN dalam tiap-tiap masjid.

Ada mesjid yang sering ngadain TPA sore-sore. Ada masjid yang suka sering banget ngadain majelis. Ada masjid yang suka ngadain pengajian bareng. Ada yang saat shubuh pake qunut, tapi ada juga yang nggak. Ada yang abis sholat doa berjamaah dan salam-salam sambil sholawat,tapi ada juga yang abis sholat pada khusuk doa sendiri-sendiri. Ada yang adzannya dua kali. Ada yang imamnya pake tongkat. Ada yang kalo mau teraweh apa witir pake niat bareng-bareng, kenceng-kenceng lagi. Ada yang qunut juga pas 10 malam terakhir di sholat witirnya. Ada yang teraweh 8 rakaat, 18 juga ada. Ada yang tenang dalam baca qur'annya, ada yang ngebut bak ferarri dikejer cheetah (Wow?). Dan lain sebagainya.

Ya memang begitu, hidup penuh dengan kenekaragaman. Prinsip orang hidup pun berbeda. Selama masih berpegang pada Al Qur'an dan Hadits, pastilah prinsip hidupnya diridhai Allah azza wa jalla.

Dari Katsir bin Abdillah, dari ayah nya dari kakeknya r.a, ia berkata sesungguhnya Rosululloh Sholallahu 'alaihi wa sallam , bersabda : Kutinggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat apabila kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya". (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2)

Aku mulai yang perenunganku. :D

Ee..jujur aja ni (tak ada niat buruk ya)aku kurang sreg dengan masjid yang sholatnya bak ferarri. Baik bacaannya, gerakannya yang cepat membuat diriku jadi kurang khusyuk dalam sholat. Bukankah seharusnya kita meresapi makna dari ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca supaya mendapat kenikmatan dalam sholat?

“Dan al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan.” (Al Isra: 106)

“Dan bacalah al-Qur’an itu secara perlahan lahan.” (Al Muzzammil: 4)


Lalu, bagaimana kita bisa meresapi makna ayat-ayat Al-Qur'an jika dibacanya saja sekencang angin. Menurutku kurang baik jika imam bersikap demikian, ngebut dalam sholat entah mengejar waktu atau apa. Ya, aku tidak bermaksud menghakimi imam yang demikian, toh ilmuku masih cetek, secetek kolam ikan tetangga sebelah (he? siapa yang tau coba?). Aku hanya ingin mengajak, atas perenunganku ini, bagi sapa saja sobat blogwalker terutama kaum ikhwan yang jadi imam dalam sholat, agar tartil dalam membaca ayat Al-Qur'an. Selain enak di denger, para jamaah kan jadi khusyuk sholatnya. Apalagi kalo ayat yang dibaca itu pas bener artinya. Misalnya pas malam lailatul qodar gini ya pada salah satu rakaat bacanya Al Qadr, dan lain sebagainya.

Oh ya, gerakan sholat jamaah ferarri ini cepetnya minta ampun. Kadang aku baru mau rukuk, eh imamnya mau i'tidal. lagi mau i'tidal eh udah sujud aja. jadi ngos-ngosen deh. Kayak lagi senam aja (ada yang bilang push up). Adrenalin pun terpacu! Yah, bukankah seharusnya setiap gerakan kita nikmati ya? Agar hadir ketenangan dan kedamaian dalam hati.

Rasulullah bersabda, “Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya”, para sahabat bertanya: “Bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?” Kemudian Nabi menjawab: “(Ia) tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya” (HR. Imam Ahmad, 5 / 310)

Haduh, rasulullah aja menyebutkan demikian. Kalo imamnya ngebut demikian, bukankah kasian makmumnya? So, sekali lagi bagi sobat blogwalker terutama kaum ikhwan yang jadi imam dalam sholat, aku menganjurkan untuk tuma'ninah dalam sholat. Menyempurnakan tiap gerakannya. Pelan-pelan asal khusyuk. Tapi ya gak lama-lama, kasian kaum sepuh yang gak kuat berdiri. Yang penting tuma'ninah. Pada tahu artinya tuma'ninah khan? Kalo yang belajar fiqh pasti tau ini.

Thuma’ninah adalah diam beberapa saat setelah tenangnya anggota-anggota badan. Para Ulama memberi batasan minimal dengan lama waktu yang diperlukan seperti ketika membaca tasbih. (Lihat fiqhus sunnah, Sayyid Sabiq : 1/ 124)

Yang penting gerakan dan bacaannya kita resapi. Jika menimbulkan ketenangan dan kekhusyukan berarti kita dah tuma'ninah. :D

Ehem, kali ini masalah doa bareng setelah sholat usai. Jujur lagi ni(gak da niat memojokkan lho ya, hanya perenungan, jika salah mohon dibenarkan), aku lebih suka kalo setelah sholat mending pada doa sendiri-sendiri aja. Kenapa? Biar lebih khusyuk mengutarakan apa saja kehadirat Allah Yang Maha Penyayang. Menurutku tidak perlu berjamaah. Tiap orang kan punya keperluannya sendiri-sendiri. Ibaratnya kalo praktek ke dokter. Masing-masing pasien punya keluhan yang berbeda-beda, bukan? Dan sering deh selain bareng-bareng, kenceng-kenceng pula. Bukankah Allah Maha Mendengar?

”Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al Hajj. 61).

So, dengan suasana yang tenang, merenungi segala kesalahan pun lebih gampang, berdoa jadi lebih konsentrasi. Hati ini jadi adem. Seerrr..rasanya... Ya buat diriku, yang konsentrasinya gampang buyar, kalo masjid ngadain doa bareng keras-keras pake mik lagi, jadi gak khusyuk doanya. Mau mengutarakan penyesalan jadi gak tercurahkan semua. hadehh.. ya itu sih menurutku lho ya..

Yah, aku masih banyak belajar untuk menyempurnakan sholatku yang masih jauh dari kata sempurna. Masih sering kalo sholat pikirannya kemana-mana. Haduhh.. Maka dari itu sob, yuk kita sama-sama terus memperbaiki sholat kita. Agar ibadah sholat ini terasa nikmat, mantap bin ma'nyuueess... Hehe...

Kalo ada kesalahan itu pasti datangnya dari kekhilafanku dan jika terdapat kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Mohon maaf kalo ada yang keliru, kan sudah aku bilang "ilmuku masih cetek, secetek kolam ikan tetangga sebelah". So, mohon kritik, saran plus masukan dari sobat blogwalker yang dirahmati Allah SWT. sebagai perbaikan bagi diriku kedepannya...

Syukron jazakumullah khairan katsira...

Wallahu a’lam bish shawab...




Read More......

Senin, 13 Agustus 2012

Fa Ainallah? (Lalu, dimana Allah?)

Apa sih arti sebuah kejujuran? Bukankah jujur itu mengatakan apa adanya, tanpa ditambahi bumbu-bumbu penyedap lainnya? Bukankah jujur itu tidak menyembunyikan sesuatu pun kenyataan yang ada? Oh iya, jujur kan sifat Nabi, bukan? Hmmm..namun, apakah dalam praktik dalam keseharian ini, kita sudah menerapkan kejujuran?

"Hayoo, puasa lho...gak boleh bo'ong. Kalo bo'ong puasanya batal?"

Mungkin kalimat diatas sering dilontarkan sebagai gurauan kita kepada teman kita. Tapi bohong kan tidak membatalkan puasa, hanya merusak pahalanya. Yang jadi titik berat bukan disitu. Dari obrolan ringan itu pun kita tahu bahwa bohong itu tidak baik.

Susah gak sih menghadirkan sifat jujur dalam diri kita? Nah, waktu ulangan, dimana mensontek adalah budaya khas pelajar mulai dari kalangan SD sampe SMA, perkuliahan juga gak ya? Padahal, saat ujian itulah kejujuran kita diuji. Kalau dilihat dari sisi positifnya, selain membuat kita (walaupun terpaksa) belajar, ulangan melatih mentalitas kita terutama dalam kejujuran. Pasti yang belum siap hadapi ujian akan gemetar, panas dingin, meriang, perut mulas, mual-mual, bibir pecah-pecah (Elhoh?). Dan jalan pintas yang akan ditempuh adalah... Yap, benar! Mensontek! Hadehh, itulah awal dari bibit-bibit penyakit yang lebih ekstremmm,,,

Apakah itu??? Yaitu korupsi! Liat ntuh acara televisi. Sebagian wakil-wakil kita pada korupsi. Kerugiannya bukan ditanggung mereka saja namun kita, sebagai rakyat juga turut menanggungnya. Nah, lho..meski hukuman di dunia ringan, tapi mereka punya tanggun jawab yang besar di akhirat. Karena tidak jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya. Kalo sejak dini udah bermental koruptor, pantas saja bangsa ini tak maju-maju.

Coba kita renungi lagi kisah-kisah teladan zaman dulu. Yang tentunya banyak hikmah di dalamnya. Kisah ini diceritakan oleh ustadz yang ceramah habis sholat isya di masjid langgananku. Mari kita simak. Bismillah...

Abdullah bin Dinar meriwayatkan bahwa suatu hari dia berjalan bersama Amirul Mukminin Umar bin Khattab dari Madinah menuju Makkah. Suasana padang pasir itu sangat panas dan terik. Nah, di tengah perjalanan beliau bertemu dengan anak gembala. Lalu timbul dalam hati Khalifah Umar untuk menguji sejauh mana kejujuran dan keamanahan si anak gembala itu.

Ibnu Umar : “Hai anak gembala, juallah kepadaku seekor anak kambing saja dari ternakmu itu!”
Penggembala : “Aku hanya seorang budak, Tuan. Jika ingin membelinya, datanglah ke majikanku.”
Ibnu Umar :“Kambing itu amat banyak. Apakah majikanmu tahu jumlahnya? Apakah dia suka memeriksa dan menghitungnya?”
Penggembala :“Tidak, majikanku tidak tahu berapa ekor jumlah kambingnya. Dia tidak tahu berapa kambing yang mati dan berapa yang lahir. Dia tidak pernah memeriksa dan menghitungnya. Bahkan jika Tuan beli sepuluh ekor pun, majikanku tidak akan tahu.”
Ibnu Umar :“Lalu, kalau begitu juallah kambing itu padaku! Katakan saja nanti pada tuanmu, anak kambing itu dimakan serigala. Ini uangnya, terimalah! Ambillah saja, sekedar untuk membeli baju atau roti.”

Meski terus menerus Khalifah Umar membujuk dan memaksa, anak gembala tetap tidak terbujuk dan mengabaikan uang yang disodorkan oleh Umar. Anak gembala tersebut diam sejenak, ditatapnya wajah Amirul Mukminin, dengan raut muka yang serius lalu keluar dari bibirnya perkataan yang menggetarkan hati Khalifah Umar...

Penggembala : “Jika Tuan menyuruh saya berbohong, Fa ainallah? Fa ainallah? Fa ainallah?(Lalu di mana Allah?). Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak yakin bahwa Allah pasti mengetahui siapa yang berdusta?”

Kita tahu bahwa, Umar bin Khattab adalah seorang khalifah, seorang pemimpin. Dia adalah seorang pemimpin umat yang sangat berwibawa lagi ditakuti, dan tak pernah gentar menghadapi musuh. Akan tetapi, saat menghadapi anak gembala itu beliau gemetar, rasa takut menjalari seluruh tubuhnya, persendian-persendian tulangnya terasa lemah, kemudian beliau menangis. Menangis mendengar kalimat tauhid itu, yang mengingatkan pada keagungan Allah, dan tanggung jawabnya di hadapan-Nya kelak.

Lalu dibawanya anak gembala yang berstatus budak itu kepada tuannya, kemudian ditebusnya, dan beliau berkata, ''Dengan kalimat tersebut (Fa ainallah?) telah kumerdekakan kamu dari perbudakan itu dan dengan kalimat itu pula insya Allah kamu akan merdeka di akhirat kelak.'' Peristiwa di atas jelas merupakan cermin jiwa yang ihsan, terpuji, serta gambaran iman yang melahirkan sifat jujur dan amanah.

Bagaimana sobat blogwalker??? Hebat banget bukan si penggembala tadi? Itu hanya sekelumit kisah dari sekian banyak kisah yang mencontohkan kejujuran. Semoga kita bisa mengambil hikmah darinya. Yaitu terus menumbuhkan sifat kejujuran dan amanah dalam diri kita masing-masing. Karena tiap perbuatan kita kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. Jadi, ada yang masih mau nyontek?? Hehe...

Allah selalu ada, dimana pun kita berada...

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy. Dia Maha Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya; apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan. (al-Hadiid: 4)


Read More......

Salam BLOGGER!!!! \(^0^)/

Sepuluh menit lagi Zuhur. Aku baru saja membaca tulisan yang pernah aku posting di blogku. Sejak awal hingga akhir. Setelah aku membaca sendiri, aku malah tak menyangka dan benakku pun bertanya, "Memang kapan aku pernah menulis tulisan ini?". Entahlah, aku sendiri bingung tak percaya. Aku senyum-senyum sendiri membaca tulisanku. Mengenang kembali masa-masa lalu. saat SMP, saat di asrama SBBS, saat jalan-jalan ke Yogyakarta dan beragam kenangan lainnya. Aku benar-benar larut dalam tulisanku sendiri.

Setiap posting aku jarang membacanya lagi. 
Pokoknya asal mengalir. Yang penting menjadi sebuah tulisan. Dengan harapan bisa dibaca orang banyak dan mendapat feedback positive. Dan memang setelah menulis ada perasaan lega tersendiri di dalam hati ini. Tak pernah sebelumnya terpikir olehku untuk membacanya ulang, baru kali ini dan aku langsung tak percaya. "Masak ini tulisanku?"

Ngeblog ternyata punya banyak manfaat. Terutama dapat mengabadikan moment yang berkesan dalam hidup kita. Entah itu saat bahagia, sedih, terkejut, terpesona atau apapun. Yang penting dengan dicurahkannya momen2 tersebut ke dalam blog, kita dapat kesempatan untuk mengingat kembali momen2 tersebut. Apakah mengenang kembali itu dilarang???

"Mengenang masa lalu bukan sesuatu yang dilarang. Bila berniat untuk menghangatkan kembali ikatan silaturahmi kita. Menumbuhkan kembali bunga mawar indah yang lama menguncup. Memberi semangat di setiap pagi kita. Menatap tersenyum menyambut sang Surya"

(penulis, 2012) Hehe.. ;)

So, bagi sobat yang gak sengaja ato memang menyempatkan diri membaca postinganku ini, terus lah bersemangat dalam menjalani kehidupan kalian. Abadikanlah momen-momen berharga kalian entah bisa melalui blog, diari atau apapun, untuk dijadikan sebuah pembelajaran. Sehingga kita dapat berbagi kepada sesama, belajar menjadi pribadi yang lebih baik...

Yo, Salam Blogger!!! :D

Read More......

Minggu, 12 Agustus 2012

4 Hal Penghapus Pahala

Alhamdulillah, baru saja aku pulang dari sholat taraweh plus witir. Dan lagi-lagi ceramahnya disampaikan menarik oleh ustadz..siapa ya..hehe lupa. yang penting ceramah beliau membuatku diam termenung. Mengingat-ingat lagi diri. mencoba introspeksi dan bertaubat atas perbuatan yang telah kulakukan. Beliau memberikan ceramah mengenai empat hal yang dapat merusak bahkan menghapus pahala kita. Bukan hanya pahala puasa, pahala ibadah apa saja. Bayangkan saja, telah lama kita menghimpun pahala sebanyak-banyaknya namun hati kita masih terjangkit empat hal ini, sia-sia lah amal ibadah kita. Mari kita renungkan bersama empat penyakit hati yang amat berbahaya bagi umat muslim ini... Bismillah

1. Hasad
Hasad atau yang sering kita sebut dengki adalah tidak suka atas nikmat yang diberikan Allah kepada salah satu saudaranya dan berniat dan berusaha membuat saudaranya tersebut menjadi susah suatu saat nanti. Gampangannya, orang dengki itu senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Penyakit ini sering menjangkiti orang-orang dalam dunia perbisnisan, persaingan kerja, bahkan di kalangan ustadz. Orang dengki tidak mensyukuri apa yang telah Allah berikan padanya. Ia selalu merasa orang lain lah yang lebih beruntung dan merasa Allah tidak adil padanya.Hasad dapat menghapus amal ibadah kita lho. Rasulullah SAW bersabda, “Al-Hasad memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”. Rugi banget khan. Hiiy..

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32)

2. Gadhab
Rasulullah bersabda, "Laa Taghdhob Wa Lakal Jannah" (Janganlah kamu suka marah, maka bagimu surga). Mungkin kalian sudah familiar sekali dengan hadits ini. Betapa besar ganjarannya kalo kita bisa nahan amarah kita dengan bersabar. Memang sih,yang namanya masalah pasti datang bertubi-tubi serasa tak ada habisnya. Ada saja masalah. Mulai dari yang sepele dari yang tingkat lanjutan. Lalu apakah setiap masalah tersebut harus kita sikapi dengan penuh emosi? Emosi justru akan membuat runyam masalah tersebut. mari kita renungi kisah yang disampaikan ustadz tadi dalam ceramahnya.
Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Sidiq ra bersama Rasulullah sedang berjalan bersama. Dalam perjalanan tersebut banyak orang-orang yang mengata-ngatai Abu Bakar dengan kata-kata yang sungguh sebenarnya menyakitkan hatinya. Namun beliau diam. Dan karena melihat hal tersebut, Rasulullah SAW tersenyum. Begitu seterusnya sepanjang jalan beliau diikuti oleh beberapa orang musyrikin yang mengejeknya. Dan sepanjang itulah Rasul terus tersenyum melihat perilaku Abu bakar yang dapat sabar menahan emosinya. Tatkala orang tersebut ngototnya minta ampun dan tak kenal lelah mengejek, akhirnya Abu Bakar menggubris sedikit. Hanya sebagian ejekan tadi, tak seluruhnya. Kemudian Raslulullah justru mempercepat langkah dan pergi meninggalkannya. Abu Bakar pun mengejar Rasulullah. Setelah terkejar beliau bertanya, "Ada apa ya Rasulullah? Mengapa kau meninggalkanku? Padahal dari tadi bukankah kau terus tersenyum?". Rasulullah menjawab, "Aku tersenyum karena kau memilih diam dan bersabar dalam menghadapi orang yang mengejekmu tadi. Sehingga malaikat datang disisimu dan membelamu. Malaikat tersebut pun mencemooh orang-orang yang menghinamu. Namun, saat kau membalas (menggubris) cemoohan tadi barang sedikit saja, malaikat tersebut pergi dan datanglah setan mendekatimu. Aku tidak ingin majelis yang terdapat setan di dalamnya".

Yah, yang namanya jiwa muda, tempramennya sedang memuncak. Kesenggol dikit dah marah, "Kalo jalan pake mata dong!!!". Dan beragam cacian pun sering muncul dari mulut, yang sebenarnya adalah amanah dari Allah dan harus dijaga kesuciannya.

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar"(QS. Al-Baqarah 153)


3. Ghibah
Ghibah yang beken dengan sebutan GOSIP or MENGGUNJING sudah bukan hal yang aneh lagi di masyarakat kita. Benar, bukan? Bayangkan saja pertelevisian pun mendukung tindakan ber-ghibah nasional bahkan international. Segala keburukan orang diumbar kemana-mana. Biasanya kan yang sering kita hakimi sebagai antek peng-gibah adalah ibu-ibu yang sering kumpul, tapi kenyataannya semua kalangan dapat mudah terjangkiti penyakit hati yang berbahaya ini. baik disadari atau tidak. Ghibah pada hakikatnya adalah membicarakan sesuatu yang apabila di dengar orang yang sedang dibicarakan, orang tersebut akan merasa malu, tersinggung dan sakit hatinya. Jleb..jleb..jleb.. lah. Bahasa gahoolnya, "Jeroo tenan nang ati". Kebayang gak kalo aib kita lagi diumbar? Sakit banget, ya kan? Dan Allah telah berfirman mengenai hal ghibah...

“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (kecurigaan), karena sebagian prasangka adalah dosa; janganlah mencari-cari keburukan orang, dan jangan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurât [49]: 12)

Hiiy...Emang kita mau memakan bangkai saudara sendiri??? So,hati-hati dengan mulut ini, terutama yang dah kebiasaan meng-gibah. Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari Muslim)

4. Takabbur
Takabbur atau sombong, pasti sobat pembaca dah tau artinya dong. Ya merasa dirinya yang paling baik. Hingga tak mau menerima kebenaran, sedangkan dirinya salah. Takabbur adalah sifat iblis. Iblis mulanya berasal dari jin. Karena amal ibadahnya yang luar biasa, Allah mengangkatnya ke surga untuk menjadi pimpinan para malaikat. Suatu saat, Allah menciptakan Adam dengan ilmunya, dan memerintahkan seluruh malaikat untuk bersujud padanya, termasuk iblis. Namun, sang iblis enggan untuk bersujud. Dia merasa tak pantas melakukannya, karena kesombongannya. Coba kita ingat kembali firman Allah yang artinya,

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.” (Q.S. Al-A’raf : 11).

Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Menjawab Iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah. (Q.S. Al-A’raf : 12).

Nah, bagaimana dengan kita? Apakah kita ingin mengikuti iblis dengan kesombongannya? Hiiy, siapa sih (orang muslim berakal dan beriman) yang mau jadi pengikut Iblis?

Nah, sobat pembaca, bagaimana menurut kalian? Adakah penyakit-penyakit itu pernah atau sedang menjangkiti kita? Rugi dong kalo ibadah ini rusak gara-gara penyakit-penyakit tadi. Semoga kita terus melakukan perubahan ke arah kebaikan. Agar ibadah ini tidak rusak dan diterima Allah SWT. sebagai bekal kita di akhirat nanti. Yuk, kita bebenah diri terus!!! :D

Read More......

Sabtu, 11 Agustus 2012

Lahir Menangis, Mati Tersenyum

Alhamdulillah...aku mendapat pencerahan melalui sebuah intermezzo yang dilakukan oleh pembaca tromol (baca: takmir masjid) yang sebenarnya sudah pernah ku dengar, namun karena pembawaan beliau menarik dan penuh senyum, hal itu menjadi sesuatu yang baru bagiku. Membuka kembali pintu hati ini. Begini yang diceritakan beliau. Bismillah...

"Apa bedanya bayi yang lahir dan orang yang meninggal dunia?", tanya beliau. Apa hayoo kira2? Ada yang bisa menjawab?

"Sudah jelas bedanya. Bayi jika lahir orang-orang disekitarnya akan tersenyum bahagia, namun bayi itu justru menangis, bukan?", jawab beliau sendiri. Aku ber-"hmmm" mengangguk-angguk, sambil tersenyum berusaha menebak lanjutan kalimat beliau.

"Sedangkan orang yang meninggal atau mati seharusnya di tangisi oleh orang sekitar. Dan alangkah beruntungnya jika orang yang meninggal tersebut dalam keadaan tersenyum bahagia", lanjut beliau.

Dari intermezzo di atas bukankah kita bisa mengambil hikmah darinya? Pertama, selama kita hidup ini jadilah orang yang baik dan berguna bagi orang banyak. Karena banyak dari orang-orang di sekitar kita terutama ibu-bapak kita yang bahagia saat kita dilahirkan. Artinya, buatlah mereka bahagia pula dengan perilaku kita selama ini. Buatlah senyuman merekah di setiap orang yang melihat hasil perbuatan kita.

Kedua, manfaatkanlah setiap waktu dan usia yang diberikan Allah kepada kita untuk beribadah pada-Nya. Baik ibadah individu dan ibadah secara sosial. Kalian tahu pasti definisiku.

Bukankah itu semua harapan kita, menjadi seorang muslim sejati yang dicintai dan dirindukan kehadirannya oleh banyak orang? Dan pada saat kita berpisah dari mereka atau meninggal, mereka semua sedih dan terus akan mengenang amal baik kita terhadap mereka. Sehingga di akhir hayat nanti kita menjemput ajal dengan senyum bahagia. Karena rindu akan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah...

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah SAW. bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)


Read More......

Nikmatnya Ibadah

Di sebuah masjid, seusai sholat asar berjamaah. Dua orang sahabat sedang berbincang. Sekalian ngabuburit biar kebagian takjil...

A: Eh sob, gue dah sholat, puasa juga, ibadah yang lain juga, tapi lama-lama kok bosen ye?
B: Ah, bosen gimane???
A: Lama-lama kerasa hambar. Gak bergairah lagi. Malah bikin capek.
B: Masak sih? Itu berarti, elu belom bisa nikmatin ibadah lu. Elu masih berpikir ibadah elu itu cuman buat gugurin kewajiban. Apa mungkin gitu sob? (menepuk pundak si A)
A: Ee..mungkin. Gua sholat karena gua takut diadzab kan wajib gak boleh ditinggal. Gue ngathamin Qur'an ngebut2, buat ngejer target. Gue puasa, soalnya kan dah gedhe malu kali kalo bolong. Gua shodaqoh ya masih sering ngirit2, takut uang jajan kurang. Hehehe.. (garuk-garuk kepala)
B: Coba deh lu renungkan lagi. Bukankah ibadah kita itu untuk diri kita? Untuk kebaikan kita?
A: Hmmm..iya sih..
B: Nah, sama aja halnya kayak makanan. Elu makan biar elu puas dan kenyang. Nikmat kan rasanya?
A: Iye sih..
B: Kenape lu gak posisikan ibadah lu macem makanan yang hendak elu santap karna elu butuh tu makanan. Nikmatin deh sekunyah demi sekunyah, pelan-pelan biar gak keselek. Nah, dengan elu nikmatin tu makanan pastinya habis makan elu bersyukur. Begitu juga ibadah. Setelah elu merasa rohani lu kenyang, dan elu merasakan nikmat pasti elu bakal bersyukur pada yang telah kasih kesempatan elu umur. Buat nikmatin tu ibadah. Jadi sob, ibadah itu harus kita jadikan suatu kebutuhan untuk memperoleh nikmat sebagai tanda rasa syukur kepada Allah azza wa jalla. Gimana sob?
A: Oke deh, ane coba nikmatin tu ibadah.
B: Nyang penting ikhlas, karena Allah. Jangan pengen diliatin si doi aj lu baru rajin ngibadah. hehe..
A: Iye2,,gua ngarti.
B: Eh, tadarussan yok. Noh, adek2 dah pada nungguin.
A: Oke deh..Eh ambil wudhu dulu ya.. barusan batal ni. Hehe
B: Hmmpphh.. pantesan bau.. Dah buruan sono!
A: Hehe...

****

Mari kita renungi firman Allah ini:

“Katakanlah: ‘Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”
(Al Kahfi: 103, 104)


Gimana coba kalo kita seperti si A? Rugi bukan? Oleh karena itu, ayo kita tumbuhkan keikhlasan dan kesadaran akan nikmat beribadah dalam diri kita. Selangkah demi selangkah, perlahan tapi pasti. Dengan niat mengharap ridha Allah SWT. Kalo yang ngrasa masih belum nikmat juga perlu dipertanyakan lagi, dah bener belum dalam melaksanakan tata cara ibadah tersebut? Apakah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW??? Karena tentu hal itu juga mempengaruhi nilai ibadah kita. Coba kita pahami sabda Rasul ini,

“Barangsiapa yang melakukan satu amalan (ibadah) yang tiada dasarnya dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim)

Semoga kita senantiasa meng-upgrade keimanan kita, menjadi pribadi islam yang kaffah (Sebenar-benarnya).. Dengan terus belajar ilmu untuk kesempurnaan ibadah kita.. Keep fighting!!! Bismillah :D







Read More......

Selamat Tinggal Rambutku...

R ambut gondrong, memang lagi nge-trend terutama di kalangan anak mahasiswa. Menurutku, bagi mereka rambut panjang membuat tambah keren, cool dan gahool. Menurutku juga begitu sih. Rambut gondrong menunjukkan kebebasan, jiwa muda yang penuh gairah dan ekspresi. dan aku pun mencoba sengaja membiarkan rambut kritingku berseliweran tanpa ampun selama 2 bulan.

Banyak yang protes akan rambut kritingnku yang gondrong. Tampak gak teratur, kayak orang malas. Apalagi nenekku yang berulang kali menyuruhku untuk potong rambut. Sampe gemasnya, rambutku dicambak beliau. Emangnya apa yang salah dari rambutku??? Ternyata banyak.

Setelah sekian lama aku berpatut diri di cermin, aku menganggapnya biasa. Namun, pada suatu sore, aku merenung kembali. Bukankah islam mengajarkan keindahan? Bukankah islam itu bersih dan suci? Bukankah islam itu menciptakan keteraturan? Aku berpikir lebih dalam. Aku pandangi lagi diriku. Dan ternyata nasihat dan kritikan dari orang2 akan rambutku benar. Aku putuskan untuk mengucapkan selamat tinggal pada rambutku. Semoga yang kulakukan ini berdampak baik bagi diriku pada khusunya dan orang lain agar mereka tidak risih melihat diriku.Ya siapa tau ada ibu-ibu ato bapak-bapak yang gak sengaja liat diriku dan berniat menjadikanku sebagai menantunya. hehe... Gak-gak, bercanda. :P





Read More......

Kamis, 09 Agustus 2012

Berkah dalam Kehidupan

Kawan, semalam aku mendengarkan lagi kultum. Dan menurutku ustadz yang menyampaikan kultum tersebut berhasil menyihir para jamaah dengan keindahan tutur bahasanya. Pembawaannya tenang. Santai, tidak terburu-buru. Penekanan pada tiap kata tepat. Membuat melek mata yang mengantuk. Menghadirkan pemahaman yang dalam akan apa yang dituturkannya. Aku ingin menceritakan kembali, berbagi ilmu yang sedikit ini, pada kalian wahai kawanku.Bismillah..

Tahukah kalian apakah keberkahan itu? Apakah itu sama dengan kebahagiaan? Kebahagiaan apakah yang dimaksud? Keberkahan tak harus datang dari suatu yang banyak. Karena meskipun suatu hal itu kecil atau sedikit, namun di dalamnya terdapat kebaikan atau manfaat yang banyak, itulah berkah. Kita ambil contohnya yuk! :D

Ilmu yang banyak jika hanya dipendam, tidak ingin berbagi atau malah dibuat untuk kemaksiatan bukanlah ilmu yang berkah. Mungkin sang pemilik itu bahagia akan ilmu yang dimilikinya. bangga akan segudang prestasi yang diraihnya. Terbuai akan bertubi-tubi pujian yang dialamatkan padanya. Namun, apakah Allah ridha akan ilmunya itu? Tidak. Berbeda dengan orang yang hanya sedikit ilmunya, namun dirasa bermanfaat dalam kehidupannya dan ia berniat untuk berbagi dengan orang lain, untuk kebaikan orang lain tentunya. Itulah ilmu yang berkah. Bayangkan jika punya ilmu banyak, berkah pula. Subhanallah. Contoh lainnya...

Harta yang melimpah yang hanya digunakan untuk kepuasan duniawi saja bahkan untuk kemaksiatan takkan bernilai berkah. Bahkan bisa menimbulkan musibah. Kalo begitu mending punya uang sedikit namun kita sumbangkan ikhlas untuk kebaikan orang lain dan agama, tentunya mengandung kebaikan yang luar biasa besar. Apalagi kalau kita punya harta melimpah dan rajin berinfaq, bershodaqoh, terus dizakati. MasyaAllah...

Ingatkah kalian pada ayat ini???

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Baqarah [2]: 245)

dan renungi ini juga

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah [2]: 261)

Subhanallah, super luar biasa bukan???

Mencari keberkahan sebenarnya tak perlu langsung yang gedhe-gedhe, bukan? Mulai dari yang kecil namun berbuah kebaikan yang banyak saja sudah bisa dibilang sesuatu yang berkah.. Semoga diri saya pada khususnya dan kawan-kawan para pembaca yang dirahmati Allah selalu termotivasi untuk melakukan hal yang kecil namun bernilai kebaikan yang besar. Agar kita tak beralasan bahwa menunaikan sunnah Rasul itu susah. Padahal menjawab orang bersin saja sudah menunaikan sunnah rasul.

Bahkan, setetes air yang membasahi bumi akan lebih berkah dibandingkan berton-ton air (Tsunami) yang mengamuk menghancurkan kota... [hanya perumpamaanku saja.. hehe]

Ya, sebenarnya baru sepenggalan isi kutbah ustadz keren tersebut. Semoga bermanfaat. Oh ya satu ayat lagi sebagai penutup.

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya"
"Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya"

(QS. Al-Zalzalah 7-8)

Wallahu'alam bish sawab...

Read More......

Rabu, 08 Agustus 2012

Ketika Malam Datang Menjelang

Ketika malam datang menjelang
Jiwa-jiwa nan lelah kembali ke tempat naungan
Menjemput rindu beserta orang tercinta
Tak peduli pilu meski terasa ngilu
Cinta terus berpadu
Berpilin indah berpadu dalam kalbu
Kehangatan menyambut suka cita
Kala senyum merekah terukir indah di wajahmu
Suatu saat nanti...
Saat kusiap menjemput dirimu..
Atas dasar cinta pada Sang Pencipta malam..

Read More......

Menyesal itu Indah

Penyesalan adalah sebuah keindahan
Jika kau sadar manfaat darinya
Tangisi dengan syahdu di hati
Tekad bangun bangkitkan diri

Tak ada manusia yang suci
Kesalahan adalah hal yang biasa
Namun hanyalah rugi baginya
Melakukan yang sama bahkan berulang

Dia Maha Melihat
Maha Mendengar
Lagi Maha Pengampun
Diberikannya sebuah kesepatan
Karena kasih sayangNya pada tiap insan

Sadarkah diri kita?
Tangisi lalu benahi diri
Akupun masih mencoba
Kembali menuju jalannya yang lurus..
Agar diri selalu dekat denganNya
Agar tenang hati terpatri
Hingga akhir hayat nanti...
Agar nama kita disebutNya
Hingga di akhirat kelak surga menanti

Read More......

Berbagilah Ilmu

Detik demi detik waktu bergulir
Mengalir tanpa henti
Takkan menunggu jiwa yang ragu
Terdiam dan tanpa harapan

Satu hari setiap insan
Tampak sama namun berbeda
Yang tuangkan ilmu dengan beramal
Tak sia siakah ia akan titipanNya
Yang hanya memendam ilmu tak peduli
Merugilah ia Allah murka padanya
Yang tak berilmu dan tak mau tahu
Sudah jangan ditanya lagi

Mengajak berbuat kebaikan
Telah dicontohkan Sang manusia maksum
Berabad yang lalu lamanya
Dengan segala akhlak surganya
Bisakah kita seperti dirinya?
Memberikan cahayaNya pada umatnya?

Keberanian ini sering sirna
Kala lisan hendak berdakwah
Mengajak sesama berjalan bersama
Menapaki hidup atas ridhaNya
Entah mengapa..

Namun jika terus begitu
Indahnya hidup akan lenyap
Ketenangan hilang tanpa suara
Kedamaian tenggelam dalam lautan duka
Segalanya akan jauh dari naunganNya
Tersesat dari jalan rahmatNya
Tiap hati kan mati
Hanya tawa dunia puaskan semu di jiwa

Kebaikan bukanlah kesalahan
Sungguh berbeda
Lalu mengapa harus ditakutkan?
Sampaikan itu pada sesama
Dengan hiasan yang cantik tentunya
Agar diterima dengan bahagia,
tiap hati yang menyambutnya
Agar cahaya di hati,
tak akan padam dan terus berpendar...

Read More......

Kampung Rindu

Kembali ke kampung rindu
Menunggu pun menjadi sahabat
Menanti esok mentari pagi
Tanda tiba di kampung rindu

Ayah bunda telah menantiku
Berdoa akan berjumpa denganku
Mengantar senyum pada diriku
Melepas rindu yang lama mengganggu

Langit kelam nampak indah memesona
Menenangkan jiwa hanyutkan raga
Kedalam lautan sejuta keindahan
Gemerlap lampu temaram menghiasi
Bak emas permata indah memikat hati
Namun kalah indah oleh rembulan
Memikat hati terlenalah Sang Malam
Sungguh mesra mereka berdua

Lenguhan kereta menderu
Mengagetkan para penghuni malam
Membisu beralih pergi
Sakit hati entah apapun itu

Hanya puisi yang ingin kutulis
Meski tak pandai diri bercakap
Biarkan saja hati menulis
Tuangkan rasa rindu yang lama terpendam
Rindu akan bermacam sebab...
Tak perlulah kalian tahu
Cukup diriku dan diriNya saja...

Read More......

Evaluasi Diri Seorang Muslim

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S Al Hasyr: 18)"

Hidup ini terlalu singkat jika kita lalui dengan hal yang sia-sia. Jauh dari perintahnya-Nya atau bisa jadi dekat dengan larangan-Nya. Na'udzubillah. Aku merenungi diriku ini. Diperlukan sebuah perubahan dalam diriku agar tidak terjerumus ke dalam jurang kenistaan tanpa dasar. yang penuh dengan kesenangan fana namun melalaikan.



Saudara seiman dan seagamaku, aku baru saja menyelesaikan buku yang memberiku banyak ilmu dan pencerahan. Buku ini mengajak kita untuk terus mengevaluasi diri kita, apakah sudah kita maksimalkan ibadah dan ketakwaan kita dalam sehari ini. Singkat, padat dan mencerahkan. Dilengkapi dengan kutipan ayat Al-Qur'an dan Hadits sebagai referensi terbaik. ayat-ayat yang dicantumkan tentu sesuai dengan apa yang kita butuhkan dalam sehari-hari. Sehingga kita diarahkanuntuk mengisi hari dengan penuh ibadah. Bukankah islam itu teratur? Lalu mengapa kita selalu susah mengatur diri padahal kita adalah seorang muslim??? Aku pun bertanya pada diriku.

Betapa manfaatnya buku ini, bagi yang benar-benar mengambilnya. Ikhlaskan 25 ribu rupiah Anda untuk mendapatkan ilmu darinya atau berniat untuk meminjamkannya pada saudara Anda. InsyaAllah, ridha-Nya akan selalu menyertai kita. Menerangi jalan kehidupan ini. Agar tak tersesat dan terjatuh dalam lubang kehinaan.

Oh iya, dalam buku tersebut ada tabel evaluasi harian. Aku membuatnya dengan sedikit melakukan perubahan, sesuai dengan yang aku butuhkan ini contohnya...
Ya, itu adalah buatanku. kalian juga bisa membuat seperti demikian. Semoga bermanfaat. :)

Read More......

Berkatalah Hati Ini

“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)

Jangan hanya berdoa...mana langkahmu untuk wujudkannya?
Bukankah kau berprinsip tak ada pacaran sebelum nikah? Dan kau berazzam untuk menikahi seseorang karena rasa cintanya kepada Allah karena agamanya.



Posisikan dirimu dulu setara atau lebih dari calon istri, lalu beranikan diri menikahinya. Setidaknya kau berpikir bahwa setelah menikah nanti kau dapat membuatnya bahagia dan membantu dirinya semakin lurus di jalan Allah. Menyempurnakan agamanya. Mendampinginya dalam melangkah meraih surga-Nya.

Jika kau belum merasa siap, maka persiapkanlah. Jangan sampai membuatnya menunggu terlalu lama. Dan peganglah dan imanilah Al Qur'an

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(An-Nur: 26)


*Kalimat di atas merupakan kata hatiku yang berdialog dengan diriku langsung. Sebuah perenungan betapa sudah seharusnya melakukan perubahan besar dalam kehidupan ini. Semoga bermanfaat. :)

Read More......

Kau Pemilik Mutiara

Wahai sang pemilik mutiara
Kulihat kau sungguh menjaganya
Mempertahankan keindahannya
Untuk suatu saat, yang kelak menerimanya

Seberapa besarkah cintamu kepada-Nya?
Hingga kau rela acuhkan zaman
Abaikan segala kenikmatan fana
Menghindar dari hujaman fitnah

Seberapa besarkah cintamu kepada-Nya?
Hingga kau jaga mata sucimu
Dari segala kesemuan cinta
Yakin akan pertemuan kepada-Nya
Untuk menatap mesra jannah-Nya

Seberapa besarkah cintamu kepada-Nya?
Hingga kau lemahkan suara merdumu
Menahan lisan, memilih diam
Basahi bibir, berdzikir mengadu

Tetesan air mata penyesalanmu
Buat bidadari surga iri padamu,
wahai Sang pemilik mutiara
Harum semerbak kesturi
Dicanangkan sebagai parfum abadi dirimu

Seluruh penduduk langit kan takjim menatapmu
Serempak mengamini segala doa yang kau panjatkan
Atas segala usahamu itu,
wahai sang pemilik mutiara

Ah, pantaskah aku menerima mutiaramu?
Yang kelak akan sempurnakan agamaku
Mengantar diri menuju surgaNya
Bersama, berdua berjumpa dengan-Nya

Ah, pantaskah aku menerima mutiaramu?
Untuk dapat menjaga dirimu
Menjadi imam dalam bahtera
Arungi deras samudera berombak
Menuju surga di pulau langit

Suatu saat nanti
Jika dirimu belum dimiliki
Aku akan datang dengan mahar imanku
Meminang dirimu, berjanji menjagamu

Namun, aku takkan memaksamu menunggu
Hingga kelak aku dapat,
menyamai atau melampaui besarnya cintamu kepada-Nya
Banyak ahli surga lain yang pantas mendampingimu
Bahkan jauh lebih baik dariku

Walaupun demikian aku akan tetap mencoba
Berusaha menyamai atau melampaui besarnya cintamu kepada-Nya
Setidaknya, Dia pasti melihat usahaku,
dan tahu yang terbaik untukku
Begitu pula untukmu,
wahai sang pemilik mutiara...

Bukankah segala keputusan ada di tangan-Nya?
Pastilah waktu, sebagai perwakilan-Nya, akan memberi jawaban kelak...



Read More......

Selasa, 07 Agustus 2012

Mengharap Cahaya

Jauh sekali rasanya
Diriku ini...
Tak sebanding dengan dirimu
Malu, itulah diriku

Diriku hanyalah kelam
Tak pantas mendekati cahaya
Hanya akan membuat redup
Aku sungguh tak pantas

Jiwaku ini..
Jauh dari kata bersih
Berbagai penyakit telah,
menjangkit menaungi


Apalah diriku ini
Berlagak bak cahaya
Namun hanya sementara
Sesudahnya redup kembali

Ya Allah...
Betapa sering diriku
Membayangkan keindahan dunia
Yang kelak kutahu hanya fana
Sungguh merugilah diriku
Tenggelam kelautan dunia

Namun, sedikit demi sedikit ku sadar
Karena dirimulah aku sadar
Bukan..bukan karena dirimu
Dirimu hanyalah sebuah perantara
Dari-Nya Sang Pengasih...
Membuka hati, yang lama tertutup rapat


Cermin dapat memantulkan,
Sempurna cahaya berpendar,
Menerangi sisi gelap ruang,
Hingga sirna kelamnya gelap

Untuk menyamai dirimu,
waktupun tak sabar menungguku
Entah kapan aku bisa
Terserah Engkau wahai Sang Pemilik rasa cinta

Memang aku belum pantas...
Lantas apakah aku akan menyerah?
Meratap pasrah tak berbuat?
Menyerapah, menghina diri

Memang aku tak pantas...
Untuk saat ini,
aku memang benar tak pantas,
mengharap mawar harum merona
Ya, untuk saat ini...

Aku takkan memaksamu
Kau lebih pantas berdamping
Dengan calon penghuni surga lain
Menjanjikan masa depan terindah

Tapi aku akan mencoba
Meski terlambat aku kan ikhlas
Karena aku punya kekasih
Yang tahu yang terbaik bagiku
Meskipun aku juga malu,
terus membuat-Nya menunggu
Hingga diriku pantas menghuni jannah-Nya
Menemukan indah cahaya rahmat-Nya


Read More......

Hidup Terdiri oleh Opsi

Kehidupan ini memang rumit,  penuh dengan memori dan rahasia. Kita yang hidup masa sekarang akan merasa masa lalu adalah sebuah ingatan atas kejadian  yang kita percaya pernah melakukannya sedangkan masa depan adalah sebuah bayangan atas kejadian yang kita percaya akan dapat melakukannya. Setujukah kalian dengan pendapatku? Mungkin sering kita mendengar bahwa Allah telah menakdirkan kita. sebuah takdir yang dari awal telah terjadi dan akan terus dibawa mati adalah kodrat. Seperti bayi yang dilahirkan laki-laki. Maka seharusnya menjalankan kodrat sebagai laki-lakinya dengan benar. Jika tidak, adzab Allah sungguh dahsyat. Ada pula yang mungkin sering mendengar bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum melainkan mereka sendiri yang melakukannya. Dan inilah yang ingin aku curahkan.


Hidup menurutku terdiri atas beberapa OPSI. Masing-masing OPSI mempunyai takdir sendiri. entahlah apakah pemikiranku ini benar atau salah, aku hanya mengambil hikmah dari pengalamanku. Opsi tentu ada banyak macamnya. Ada yang menjurus ke kebaikan ada yang menjurus ke keburukan. Itupun dibagi-bagi lagi menurut jalan menuju kesananya. Contohnya saja seorang pemuda sedang galau apakah ia ingin melanjutkan kuliah, langsung kerja, menikah atau apapun. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan menyambut kita di ujung masing-masing opsi tersebut. Ataukah itu baik ataukah buruk. Jadi perlulah sebuah keputusan yang matang agar tak menyesal akhirnya.
Pemilihan opsi kehidupan tentu tak hanya sekali saja. Bahkan setelah kita memilih suatu opsi akan muncul opsi-opsi berikutnya. Dan memang suatu opsi telah Dia takdirkan untuk kita menemui opsi-opsi lain yang masih berhubungan. Namun jika sudah memilih suatu opsi, kita tidak akan bisa memilih opsi akan muncul di ospi yang tidak kita pilih. Rumit ya? Hehe.. semoga tidak.
Dalam hiodup ada juga yang namanya kesempatan. Itulah hidayah yang sering dimaksud. Sebuah kebaikan dari-Nya. Kesempatan juga beragam. Pasti difinisinya kita sudah tahu semua. Tak perlu aku jelaskan lagi. Nah, kini aku ingin menceritakan beberapa opsiku pada kalian. Yang akhir-akhir ini baru saja aku pilih.
UN telah selesai . Hasilnya sudah keluar. Alhamdulillah nilaiku di luar dugaanku sendiri. kebahagianku tak tertahankan lagi. Karena inilah hasil usahaku selama ini. Meski hanya UN yang sering disepelekan dan pemikiran “yang penting lulus” aku benar-benar memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh. Aku tahu kemampuank baru rata-rata. Aku bukan anak jenius. Banyak anak olimpiade di sekolahku. Dengan otak yang ibaratnya jika perbandingan dalam dunia teknologi adalah processor i9 yang bahkan masih isu. Aku hanya setara dengan dual core. Yang masih sering nge-lag. Dan aku memilih opsi untuk tekun belajar. Bermodal buku detik-detik UN yang konon mujarab dan tekad serta yakin Allah akan membantu. Oleh karena itu aku benar-benar bahagia setelah mendapat hasil Unku. Hasil jerih payahku sendiri (saat mengerjakan soal) dan banyak bantuan dari teman-teman (saat masa-masa persiapan lalu).
Dan opsi ini tidak berhenti disini. Muncul lagi opsi baru. Memilih universitas. Ada banyak dan menggalaukan. Bukan aku saja, seluruh pemuda-pemudi yang baru saja lulus atau ingin mencoba lagi pilihan yang gagal dulu, di Indonesia atau mungkin di seluruh dunia akan memutuskan hendak kemana mereka kuliah. Kami semua tak tahu apa yang terjadi di masa depan nanti. Hanya membayangkan akan melakukannya. Dan menunggu hingga waktu menjawab pertanyaan mereka.
Aku memutuskan untuk kuliah di Turki.  Jurusan biologi. Biology adalah musuh terbesar mayoritas siswa-siswi di Indonesia. Pelajaran yang hafalannya gila dengan teori seabrek. Belum lagi jika masuk MIPA, gengsinya kurang. Ah, apalah gengsi itu. Banyak dari teman yang mengenalku kaget setelah mengetahui minat jurusanku. Memang dulu aku minat di bidang fisika namun, setelah beberapa pertimbangan, aku putuskan untuk memilih biologi.
Dasar biologiku masih payah memang. Nilaiku selama di SMA saja sedang saja, tidak superior tidak juga inferior. Tapi aku benar-benar ingin mempelajari ilmu ini. Ilmu yang mengupas tuntas mengenai kehidupan. Yang pasti akan aku alami di sekitarku. Men-taddaburi alam agar lebih mengenal betapa Maha Kuasanya Sang Pencipta alam ini. Menguak segala kesempurnaan penciptaannya. Juga dapat mengenal diri lebih jauh. Agar lebih memerhatikan lingkungan dari kerusakan. Menemukan sesuatu yang berguna untuk kelestarian alam. Belum lagi memang beberapa tahun kedepan alam akan mengalami degradasi yang luar biasa. Dibutuhkanlah penyelamat untuk terus memepertahankan kelestarian alam ini.
Aku tahu, di turki bahasa pengantar yang digunakan bukanlah bahasa ibuku. Entah bahasa inggris ataupun turki. Aku sudah tahu tantangan yang kuhadapi itu. Oleh karena itu dengan aku kulaih disana, tujuanku adalah melancarkan bahasa asingku. Agar bisa lebih meng-global. Lebih berani tampil dihadapan orang lain. Percaya diri mengambil keputusan. Mandiri dalam menyelesaikan masalah. Tangkas dan tanggap terhadap sekitar. Dan menjadi pandai bersyukur.
Itulah beberapa opsiku. Semoga saja berujung di kebaikan. Mohon doa kawan semua. Bagaimana dengan opsi kalian, kawan? Tentukanlah opsi dengan bijak dan matang. Dan niatkan memilih opsi tersebut karena Allah. Apapun pekerjaan kita, jika Dia me-ridhoinya, pasti berjalan dengan lancar. Namun, kita hanya manusia. Tak tahu masa depan. Tapi setidaknya jika kita gagal atau salah memilih opsi, kita diberikan kesempatan untuk memilih opsi-opsi kehidupan kita lainnya. Coba lagi. Teruslah  berjuang dan wujudkan apa yang yakin akan kau lakukan di masa depanmu.

Read More......

Kamis, 02 Agustus 2012

Mencari Kebersamaan

Beberapa hari yang lalu, aku dan Ugga (manusia ini belum aku ceritakan sebelumnya. Tidak terlalu penting sih) pergi ke Yogyakarta. Bertualang mencari buku di toko buku favorit kami. Yang terletak di sebelah taman pintar, di daerah bernama Shopping Centre. Toko buku itu adalah toko buku BANGKIT. Kita telah mengenal Mas Antok, penjaga tokonya sejak SMA dulu. Baik sekali orangnya. Sambutan hangat selalu ia berikan pada kita saat berkunjung kesana. Ibu pemilik tokonya juga ramah. Dan yang paling membuat kita sering berkunjung kesana juga karena potongan harganya. Ya akhirnya kita mendapat buku yang kita inginkan.


Di Yogyakarta aku menginap di rumah kakek nenek. Sudah lama aku tak kesana. Bertanya kabar. Atau sekedar menegur sapa. Maklum sekarang rumah kami jauh dari Yogyakarta. Jadi aku sempatkan sehari untuk mengunjungi mereka. Mumpung masih di ‘Jawa’. Nah, aku sempatkan pula berkunjung ke toko buku. Setelah di rumah Kakek Nenekku aku mengunjungi rumah Pakdhe. Ya dengan niat yang sama, bersilaturahmi. Jadilah kita menikmati buka dan sahur gratis. Hehe..

Nah tadi hanyalah prolog dari inti cerita yang ingin kuutarakan. Sepulang dari Yogya, aku menuju ke SBBS. Kembali lagi. Sesampai di sana, dan baru sampai, kita (aku dan Ugga) langsung diajak pak Eko menemani anak-anak kelas 7 ke Solo Square untuk berbuka di KFC. Kami sontak senang sekali dong. Hehe. Selain dapat buka gratis kita dapat lebih mengenal adik-adik yang baru masuk ke SBBS ini. Menjaga mereka seperti yang abi-abi (baca: pembina asrama) lakukan terhadap kita dulu selama di SBBS. Perjalanan pun di mulai. Pukul 16.15 dengan pakaian seadanya dan bermodal PD. Dengan mengucap bismillah tentunya.

Di dalam bus, aku berkenalan dengan tiap anak. Menyalami mereka menanyakan nama dan asal mereka. Persis seperti yang abi-abi dulu lakukan. Alhamdulillah kehadiran kami diantara mereka disambut hangat dan bersahabat. Menyenangkan sekali adik-adik kelas 7 yang masih imut-imut dan berwajah innocent ini. Maka aku berniat untuk menjaga mereka dan berusaha sebaik mungkin menjadi teladan yang benar bagi mereka.

Segera setelah tiba di SoloSquare kita menuju ke TKP. Sudah kuduga yang namanya anak kecil, mereka berlari riang ramai menjadi pusat perhatian orang sekitar. Aku hanya tersenyum dan menggiring mereka agar tertib berjalan. Setelah mereka duduk di tempat masing-masing, aku mengambil foto-foto mereka. Benar-benar tak bisa diam. Menyenangkan.

Adzan magrib berkumandang, setelah Naga, ketua kelas 7 memimpin doa kita semua menyantap dengan nikmat ayam dengan resep special KFC itu. Dengan lahap mereka makan. Makanku pun makin tambah bernafsu melihat mereka bahagia.

Sholat magrib kami lakukan di sebuah mushola kecil milik mall yang terletak terpencil di sudut basement. Miris sekali. Dengan mall yang begitu megah seperti ini, mushollanya tampak sekali kurang diperhatikan. Kecil, sempit, pengap, laki dan perempuan dipisah, jauh dari kata indah apalagi suci. Resiko menyentuh lawan jenis pun besar. Bahkan saat mengantri wudhu kita bisa bertatap muka dengan jarak pandang hanya 30 cm. Semoga sholat kami diterima.

Pak Eko berpesan kepadaku dan Ugga untuk menjaga mereka selama berada di mall dan kembali pada pukul 8 tepat. Perintah kami terima dan siap kami laksanakan. Perjuangan sesungguhnya menjadi abi pun dimulai disini.

Mereka semua berpencar. Mereka bilang ingin ke toko buku, ke time zone, dan ada yang masih bingung entah mau kemana begitu pula denganku. Aku putuskan untuk menunggu mereka di Gramedia. Membaca buku gratis walau harus dibayar dengan pegal di kaki karena pihak toko gramedia tidak menyediakan kursi untuk pembeli. Atau boleh dibilang mereka sudah tahu taktik kita. yang berkunjung ke gramedia sekedar untuk membaca gratis. Hal itu memang nyata. Aku melihat ada rombongan anak SMA sedang duduk di lantai, sembunyi membaca buku yang tidak di segel. Karena memang tidak ada larangan untuk tidak boleh membaca di gramedia ini. Di gramedia yang lain pun demikian. Maka, beruntunglah si pembaca cepat. Tak perlu biaya untuk membaca buku best seller. Alias baca di tempat!

Di gramedia aku bertemu Alfan. ia satu angkatan denganku. Ternyata ia senasib, diperintah untuk menjaga adik-adik kelas. Namun, ia disuruh menjaga adik kelas 10. Lebih dewasa dan tentu mudah diatur. Aku juga bertemu dengan Hepi Abi. Dia ternyata alumni Semesta yang baru saja lulus S1 di METU (Middle East Technical University). Super! Dia sepertinya termasuk angkatan pertama yang lulus kuliah di Turki. Aku ingin sekali menyusulnya. Berkuliah di METU pula. Dan lulus dengan IP yang baik. aamiin. Aku masih menunggu pengumuman jurusan. Mohon doanya kawan.

Sudah hampir pukul 8, dan mereka belum juga lengkap. Mereka ber 25. Whew, apakah aku harus ke resepsionis dan mengumumkan anak-anak rombongan dari SBBS segera berkumpul untuk kembali pulang? Tak perlu kurasa. Jadi aku putuskan menunggu. Apakah mereka dapat mengemban tanggung jawab itu? Meski mereka masih kelas 7, mereka harus tahu yang namanya tanggung jawab. Tadi sebelum mereka pergi, aku sudah berpesan pada mereka agar berkumpul tepat waktu. Pukul 8 tepat kita berangkat.

Satu per satu dari mereka berdatangan. Sudah kuduga, aku sudah percaya pada mereka. Dan mereka datang tepat waktu! Segera setelah lengkap kita bergegas pulang. Naik bus yang sama. Berdesak-desakan di dalam. Meski lelah, tampak keceriaan di wajah mereka. kutanyai satu per satu apa saja yang mereka lakukan di SoloSquare. Aku bersyukur bisa lebih dekat dengan mereka, meski hanya sebentar, karena aku harus kuliah. Namun, akan kusimpan ini sebagai pengalaman berharga dalam hidupku. Aku tak mengharap mereka ingat denganku, tapi aku pasti akan mengingat mereka. suatu saat pasti kita akan bertemu. Dan mereka pasti sudah tumbuh lebih dewasa. Waktu yang akan mempertemukan kita. Semoga opsi kehidupan kami bersinggungan.



Read More......