Minggu, 30 Oktober 2011

Alamku yang Malang...

Hidup ini Allah ciptakan dengan indah. Keindahan itu bisa kita lihat dari alam. Salah satu bentuk kebesaran-Nya. Namun, akhir-akhir ini, alam tampaknya murka. Bencana ada dimana-mana. Tentu itu adalah akibat dari perbuatan manusia, yaitu kita.
Menjaga alam, sepertinya tampak susah, benar bukan? Yeah, aku sendiri begitu. Banyak hal yang kulakukan yang tentu merusak alam ciptaan Allah. Seharusnya kita perlu rajin-rajin bercermin pada diri. Sudah sejauh mana kita berbuat baik. Jadi, bisa kita simpulkan untuk menjaga alam ini, kehidupan ini diperlukan kesadaran dari diri kita sendiri. Kesadaran apa? Yaitu kesadaran untuk merubah diri ini, yang mulanya buruk menjadi baik dan yang sudah baik perlu lebih ditingkatkan lagi kebaikannya. Sungguh indah bukan bila kita bisa melihat keindahan alam ini terus menerus bahkan sampai anak cucu kita bisa menikmatinya pula. Alangkah egoisnya bila kita hanya mencari kepuasan sesaat yang dapat merugikan banyak orang lain. Apakah itu? Misalnya buang sampah sembarangan. Kita merasa dengan demikian rumah kita menjadi bersih, tak ada sampah di dalam rumah. Namun, dampak yang kita timbulkan amat parah, kawan. Ii nyata dan sudah jadi kebiasaan. Aku sering kali melihat fenomena 'bersih-bersih' tersebut di kehidupanku.
Ah, bagaimana Indonesia bisa maju kalau begini terus. Kita sudah sering dibodohi. Tahukah kalian darimana utang negara ini berasal? Salah satunya adalah iming-iming uang dari negara Adidaya sana yang ternyata dibalik itu ada rencana jahat yang sudah mereka rancang sedemikian rupa.
Bagaimanakah itu? Beberapa hari yang lalu Guru Biologiku, Pak Joko abercerita tentang akal bulus Negara Adidaya itu terhadap kita. Suatu saat diadakan rapat anggota negara mengenai keadaan dunia yang semakin parah ini. Terutama masalah pencemaran udara. Hasilnya adalah semua negara diharuskan untuk mengurangi emisi pabrik mereka hingga 60%nya (kalau tidak salah). Semua negara setuju. Namun, ada satu negara yang tidak setuju, bung. Tebak siapa itu. Ya, benar, negara itu adalah USA.
Dengan alih-alih Global warming USA memberi kita tawaran bantuan untuk membiayai penanaman kembali hutan yang gundul, yang istilahnya sudah kita kenal sejak TK, reboisasi. Jadi, dari situ kita bisa menarik kesimpulan jika kita menanam apohon yang banyak maka dunia ini akan selamat. Sebuah pemikiran yang dapat diterima oleh orang awam. Tapi, kenyataannnya bukan itu. Ternyata penyumbang gas oksigen terbesar untuk bumi ini adalah fitoplankton. Teman mungil di dalam laut yang berasal dari Kingdom protista memiliki kemampuan untuk berfotosintesis layak halnya si teman hijau kita, pohon. Aku terus terang juga baru tahu setelah diceritai guruku.
Dan, ternyata USA itu berbuat demikian agar seolah-olah negeri kita lah yang menyebabkan global warming ini, karena telah menggunduli hutan dan untuk menutupi kebejatan mereka yang telah menjadi penyumbang terbesar polusi udara se-dunia. Mereka enggan untuk mengurangi produksi-produksi pabrik. Sungguh egois, itulah cerminan manusia tak beriman.
Nah, dari cerita diatas seharunya kita sadar betapa pentingnya kita menjaga alam ini. Meski nampaknya kecil, misal kita hanya membuang sampah pada tempatnya, hal kecil itu bisa memberi pengaruh yang besar. kawan kecil kita saja, fitoplankton ini meski kecil namun menjadi penyumbang terbesar kandungan 21% gas oksigen dimuka bumi ini. Ingat kawan, hal baik yang kecil bisa menimbulkan hal baik yang besar, namun begitu juga sebaliknya. Coba renungkan kembali makna dua ayat terakhir surat Al Zalzalah ini.
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula".
(QS. al-Zalzalah (99) : 7-8)

0 comments:

Posting Komentar