Alhamdulillah, acara reuniannya cukup lancar. Teman-teman ada 20 dari 33 orang yang hadir. Sebuah peningkatan dari pertemuan sebelumnya (gak eman dah SMS banyak-banyak, sampe pulsa kering kerontang). Acara pamitan sama guru juga alhamdulillah lancar. Tukeran kadonya juga pada antusias. Sip dah pokoknya.
Petualanganku di Sragen kuawali dengan senyuman setengah matang menuju ke arah langit yang diiringi gemerisik daun karena hempasan angin. Dingin udara pagi itu merasup kedalam kulit-kulit dan membangunkan raga yang setengah tidur setelah sholat Shubuh. Aku segera membungkus kado yang telah kusiapkan kemarin untuk acara tukar kado nanti. Setelah mandi dan mengisi perut, aku bergegas menuju pemberhentian bus (bukan halte). Dan dengan setia, busnya pun sabar menanti lehadiranku sebelum dia berangkat ke Sragen (ge er pol, padahal supirnya lagi nge-tem). Bismillah...
Di jalan aku berdoa agar hari ini acaranya lancar. Aku sedikit membuat jadwal acara untuk acara reuni. Karena aku pikir jika terjadwal akan lebih baik, rapi dan menyenangkan. Aku karena sebagai mantan ketua kelas mereka (sampe sekarang masih disebut Pak Ketu) harus bisa memimpin dengan baik acara tersebut. So, aku buat draft, apa saja yang akan kubicarakan (ceilleh..kaya presiden mau pidato kenegaraan aja). Tapi saat menulisnya di pocket book (sejenis buku yang sering dipakai nulis utang) selalu saja tulisan ku jadi sebuah coretan tak berbentuk. Busnya tidak dipasangi shockbacker yang baik ditambah lagi ‘jalan berbatu yang panjang dan tiada batas’~(lirik soundtracknya digimon 2). Jadi aku ketik saja di fitur Notes dalam Hpku.
Di perjalanan aku melihat ada seorang gadis mungil memakai seragam kotak2 SMPN 1 Sragen masuk ke dalam bus. Aku mengajak ngobrol dia dan memberitahunya bahwa aku adalah alumni sana. Terharu rasanya telah menjadi alumni SMP tercintaku. Tapi mengapa dia masih masuk? Bukankah seharusnya SMP sedang liburan? Ternyata belum libur. Dia anak kelas 9 yang mau cap 3 jari. Ooo (dalam hatiku). Kalau demikian tepat sekali rasanya aku berkunjung kesana. Guru-guru pasti banyak, dan aku tak perlu repot-repot keliling ke rumah mereka untuk berpamitan. Dan aku ada teman untuk bisa bareng2 dia menuju SMP. Alhamduu..lillaaaaaaaah~ (gaya ustadz le*ay maulana).
Obrolan ku dengan adik mungil dan manis tadi berlanjut. Aku bertanya tentang kondisi SMP, dan sedikit bertanya tentang dirinya. Saat tiba di pungkruk aku turun. Tapi aku heran mengapa dia tidak turun. Jadi aku kembali ke dalam bus. Kenek busnya bingung melihat tingkahku. Kata adik tadi dia akan turun di perbatasan kota. Dan aku baru tahu kalau bus ini bisa sampai ke batas kota. Parah ya.
Sampai di batas kota kita menunggu di halte. Singkat cerita karena telah menunggu lama angkot dan setelah angkotnya datang ternyata penuh, dia mengajakku untuk berjalan saja menuju sekolah. Nampaknya tidak jauh, ya kita lihat saja nanti.
Akhirnya sampai di SMP, bahagia sekali rasanya. Rasa kangen ini terobati 30%nya. Karena yang 30% kalo sudah masuk dan keliling-keliling, sisanya kalo bisa ketemu semua guru-guru. So, tanpa pikir panjang aku segera masuk ke ruang guru!
Alhamdulillah, di ruang guru aku disambut hangat sekali sama guru-guru disana. Hampir saja air mata ini jatuh menetes. Aku segera menciumi tangan mereka. Mereka menanyakan kabarku, perkembanganku dan univ apa yang aku pilih. Untuk univ dengan penuh rasa syukur kuucapkan ingin kuliah di turki dengan beasiswa dan meminta doa mereka. Senyum dari tiap-tiap guru yang kutemuai saat itu, takkan bisa kulupakan sampai kapanpun, InsyaAllah.
Oh ya aku datang tepat pukul 8 lebih sedikit (maksudnya?) dan teman-temanku datang pukul 9. Sudah kuduga mereka akan molor. Setelah mereka datang segera menuju ke ruang guru juga dan melakukan seperti apa yang kulakukan sebelum mereka datang. Kebahagiaankupun bertambah. Jadi total bahagiaku 93%. 7%nya karena ada sedikit guru yang tidak hadir dan yang sudah pensiun.
Oke, misi pertama selesai dan misi kedua segera dijalankan. Dan target locationnya adalah Dery’s House! Mission Accepted!
Alhamdulillah yang datang banyak. Ada 20 orang. Yang antusias dengan kadonya juga 80% dari mereka. Untuk itu, setelah mempersiapkan hidangan segera aku membuka acara. Setelah itu aku masuk ke acara dimana masing-masing kita memberitahukan tentang jurusan dan univ mana yang telah dipilih. Serta pesan dan saran buat teman-teman ke depannya. Ada yang menyarankan agar kita tetap padu, FB terus update, HP ganti kasih tau, twitter aktif, tetap semangat, perjuangkan dunia untuk kebaikan di akhirat juga, dan banyak lagi pesan-pesan yang lain.
Setelah mendengar pernyataan tentang jurusan mereka sepertinya BEC (sebutan untuk kelas E “unggulan” angkatan 06/09) bisa membentuk suatu organisasi yang bernama BEC Corp. Kita punya apoteker, bidan, ahli geofisika, statistikawati, guru matematika, guru biologi, politisi, dokter, teknisi, pakar IT, desainer, pakar agribisnis, public relation, duta besar dan lain2 (aku agak lupa). Pas sekali. Ahaha~ Kita saling berdoa agar kedepannya kita bisa sukses setelah berhasil melalui banyak kegagalan di jalan kita masing-masing. Terus berjaya BEC. :D
Waktu berjalan begitu cepat. Ternyata hari sudah hampir sore. Untuk acara sebelum penutup, kita mengadakan tukar kado. Undiannya untuk cowok dipisah dengan cewek. Alhamdulillah mereka cukup antusias. Lalu bagaimana yang belum membawa kado? Kita sepakat untuk yang belum bawa, harus utang kado. Dan ternyata aku bukannya dapet kado tapi malah dapat piutang dari Muhammad Dery Rahma. Dan orang ini masuk DPOku. Ahaha~ bercanda Der. Sebenarnya acara ini juga bukan kuharapkan dari kadonya tapi dari kenangannya (kado sama kenangan apa bedanya, cuma kado dengan tulisan lain aja).
Acara kita tutup dengan makan siang yang terlambat di STAR STEAK. Restoran iini nampaknya baru dan terletak di rumah kontrakanku dulu, di Cantel Wetan. Obrolan masih berlanjut. Haha, senang sekali hari ini.
Semua kaum hawa sudah pulang, tapi buat kaum adam, ini belum selesai. Kita berencana untuk menuju gua persembunyian kang Pleky (nama asli Vegy Luthfian Fendy Taufik) di Kampung Unggas Taraman. Sebenarnya kitasendiri yang menjulukinya, karena memang banayk sekali ayam yang ada disana. Setiap sepersekian detik kita selalu dengarkan kokokan ayam jantan atau hanya sekedar dengkurannya. Di rumah Vegy, kita ngobrol banyak dari masalah univ sampe masalah macem2. Pokoknya tiba2 magrib gitu aja. Kita juga sempet di traktir Mie Ayam. Hehe, jadi tamu memang enak .
The nextr destination is Gharin’s house. Setelah pamitan sama Vegy dan ortunya, kita ke masjid Al Falah untuk sholat Isya dan langsung menuju ke rumah Gharin. Di rumahnya aku numpang tidur semalam. Kebetulan rumahnya baru di daerah mana gitu.
Pada malam itu Gharin mengajak ke rumah Dinda. Sebenarnya aku agak gak enak, karena bertamu ke rumah orang, cewek lagi malem2 kurang baik. Tapi Gharin sudah janji sama Dinda kalau kita akan kesana. Ah, apa boleh buat. Rumah Dinda cukup dekat dengan rumah Gharin. Berbeda gang saja. Jadi kita jalan menyusuri jalan diikuti angin malam dan diiringi suara jangkrik.
Di rumahnya, aku hanya diam dan bicara kalau dibutuhkan. Entahlah perasaan sungkan yang luar biasa ada dalam diriku. Tapi nampaknya Gharin biasa saja. Entahlah, mungkin dia lagi error. Oke, sebelum terlalu malam dan takut menimbulkan kita pulang. Diperjalanan aku bahas masalah itu, serta tentang masalah demam korea (ternyata aku baru tahu Dinda tergila-gila dengan artis2 korea), ya begitulah.
Sampai di rumahnya Gharin, alhamdulillah dapat rezeki makan ayam goreng yang rasanya mantabh! Malam itu tidurku lebih nyenyak.
Pagi yang cerah menyambutku. Kiri kanan rumah gharin adalah sawah dan lahan kosong. Sepertinya memang perumahan baru yang masih jarang2 rumahnya dibangun. Tampak pak tani yang sudah rajin sekali bekerja membanting tulang demi beberapa sendok nasi. Aku yang masih muda jadi malu karena semangatnya kalah sama yang sudah sepuh. Kucingnya Gharin dengan manja menggosok-gosok badannya di kakiku. Emang kucing itu binatang manja. Dasar Meong2!
Jam 10 aku putuskan untuk kembali ke gemolong, SBBS. Gharin memberiku sebuah buku karangan Aa Gym yang berjudul “Aku Bisa!”. Alhamdulillah dapet referensi buku lagi. Di perjalanan aku merenungi apa2 yang telah aku lewati. Ah, betapa bersyukurnya diriku kepada Allah ayng telah memberi kesempatan yang berharga ini. Semoga kita ada waktu ayng tepat dimana kita ber 33 bisa kumpul bersama unutk berbagi cerita. Dengan perubahan yang berbeda dan tentu harus lebih baik.
Hidup takkan berarti tanpa Iman
Iman dapat kita cari lewat renungan
Renungan kita dapatkan dari pembelajaran
Pembelajaran tentang ilmu Kehidupan...
Jumat, 22 Juni 2012
Junior High Reunion (part 2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar